Lihat ke Halaman Asli

Hendrikus Dasrimin

TERVERIFIKASI

Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Pembentukan Masyarakat Bebas Dominasi

Diperbarui: 2 September 2022   19:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokpri

Teori Tindakan Komunikatif dalam arti tertentu adalah arah baru bagi perkembangan kesadaran umat manusia dalam wawasan kritis dan universal. Seperti yang telah dijelaskan di atas, apa yang dikemukakan oleh Habermas sebenarnya merupakan pengembangan lebih lanjut sekaligus kritik terhadap tradisi filsafat kesadaran sejak Marx yang kemudian diikuti oleh Horkheimer dan Adorno, dan Weber.

Horkheimer dan Adorno dalam teori kritis mazhab Frankfurt, tidak dapat menyelesaikan persoalan yang menjadi tanggung jawab teori kritis. Teori kritis mazhab Frankfurt pada akhirnya kembali tenggelam dalam sebuah dominasi baru. 

Masyarakat hanya mengadaptasi dominasi total teknokratisme. Berhadapan dengan ketakberdayaan mazhab Frankfurt ini, Habermas kemudian menyusun sebuah teori kritis dengan paradigma baru: paradigma komunikasi. 

Rasionalitas Weber kemudian menjadi kerangka pijak bagi Habermas dalam mengkonsepkan gagasan rasionalitas komunikatifnya. Rasionalitas Weber disebutnya sebagai rasionalitas tujuan. 

Akan tetapi berbeda dengan Marx, Weber tetap memperhatikan nilai-nilai tertinggi untuk mencapai tujuan. Weber tidak mengorbankan nilai-nilai substantif untuk mencapai sasaran. 

Habermas kemudian menjelaskan rasionalitas Weber ini sebagai perluasan wilayah-wilayah masyarakat; artinya kegiatan sosial ekonomi masyarakat dilakukan lewat keputusan dan tindakan rasional sebagaimana tampak dalam birokrasi dan administrasi.

Habermas berpegang pada pendapat bahwa sebuah masyarakat yang komunikatif merupakan tujuan universal masyarakat pada umumnya. Dasarnya adalah pandangannya yang sudah ada sejak tahun 60-an bahwa konsensus yang universal dan bebas dari dominasi merupakan kehendak fundamental dari setiap hubungan. 

Habermas menjelaskan bahwa setiap bentuk komunikasi memiliki intensi untuk mencapai konsensus yang tidak dipaksakan. Masyarakat yang komunikatif bukanlah masyarakat yang melakukan kritik lewat revolusi dengan kekerasan, melainkan lewat argumentasi, dan karena itu rasional. 

Konsep komunikasi Habermas mesti dibedakan dari tindakan strategis di mana di dalamnya ada kecenderungan untuk memaksa dan menekan dalam pencapaian suatu tujuan, dan bukan kesepakatan bersama atau konsensus.

Sebuah komunikasi itu rasional apabila saling pengertian tercapai. Inilah rasionalitas komunikatif. Orang yang mau berkomunikasi selalu sudah mempunyai pengertian intuitif tentang rasionalitas komunikatif. 

Rasionalitas komunikatif dengan ini menjadikan komunikasi sebuah dialog yang terbuka, dialog yang tidak mengesampingkan partisipan lain dan mengusahakan tercapainya kesalingpengertian. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline