Lihat ke Halaman Asli

Dasman Djamaluddin

TERVERIFIKASI

Saya Penulis Biografi, Sejarawan dan Wartawan

Mengapa Al-Baghdadi Tewas Sebelum Pemilu di AS?

Diperbarui: 2 November 2019   06:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diambil dari Twitter Donald Trump

Inilah anjing si pemburu Abu Bakar al-Baghdadi yang diberitakan tewas dengan meledakan dirinya dengan bom yang berada ditubuhnya sendiri. Anjing ini oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di twitter, Kamis, 31 Oktober 2019 diberikan medali penghargaan. Anjing itu diberi penghargaan karena berhasil mengendus persembunyian Abu Bakar al-Baghdadi.

Berkali-kali Abu Bakar al-Baghdadi dinyatakan tewas, tetapi berita itu merupakan berita bohong selama ini. Tetapi kali ini, Presiden AS Donald Trump sendiri menyatakan bahwa Abu Bakar al-Baghdadi tewas.

Pertanyaannya, apakah hal ini akan mendongkrak nama Presiden AS itu dalam Pilpres 2020, atau ia berhenti di tengah jalan, karena Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS sedang melakukan penyelidikan kepada Donald Trump?

Pemimpin Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) Abu Bakar al-Baghdadi itu tewas dibunuh oleh pasukan AS tengah malam pada hari Sabtu, 26 Oktober 2019. 

Tewasnya al-Baghdadi, orang nomor satu di ISIS, belum tentu mengakhiri organisasi teror tersebut. Trump pun tak langsung naik popularitasnya. 

Al-Baghdadi tewas dalam serangan pasukan AS di Idlib, Suriah. Baghdadi tewas bersama tiga anaknya yang masih kecil.

Sebelum tewas, Baghdadi sempat berlari ke sebuah terowongan buntu. Anjing-anjing tentara AS mengejar Baghdadi, sebelum akhirnya ia meledakkan diri bersama tiga anaknya di dalam terowongan tersebut.

Sesudahnya kelompok ISIS sudah mengumumkan bahwa yang akan menggantikan Abu Bakar al-Baghdadi adalah Abdullah Qardash, salah seorang perwira di masa Presiden Irak Saddam Hussein.

Shealah Craighead/The White House via Independent.co.uk

Qardash juga dikenal sebagai Haji Abdullah al-Afari, yang lahir di Tal Afar, sebuah kota di Irak yang penduduknya mayoritas beragama Islam Sunni sebelum ia bergabung di dalam pasukan Irak di masa pemerintahan Presiden Irak Saddam Hussein.

Tal Afar adalah sebuah kota dan distrik di Kegubernuran Nineveh di Irak Barat Laut, 63 km barat Mosul, 52 km timur Sinjar dan 200 km utara barat Kirkuk. 

Teringat tentang Saddam Hussein, saya mencatat pernyataan Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Ali Alatas pada hari Senin, 25 Februari 1991, saat itu AS dan sekutunya baru saja memasuki hari ketiga, bahwa AS dan sekutunya itu jangan menginvasi dan menggulingkan pemerintahan Irak yang sah, pemerintahan Presiden Irak Saddam Hussein.

"Bukan kehancuran Irak yang dikehendaki...Penghancuran pemerintah Irak (Saddam Hussein) tidak termasuk dalam Resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)," ujar Ali Alatas waktu itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline