Lihat ke Halaman Asli

Dasman Djamaluddin

TERVERIFIKASI

Saya Penulis Biografi, Sejarawan dan Wartawan

Mengapa Saya Mengkritisi Film Habibie?

Diperbarui: 15 September 2019   07:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Seluruh anak bangsa sudah tentu menyaksikan pemakam Presiden ketiga Republik Indonesia (RI) Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie. Banyak yang menitikan air mata ketika Personel Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) membawa bingkai foto Presiden ketiga RI tersebut menuju liang lahat saat tiba di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis, 12 September 2019. BJ Habibie meninggal dunia pada hari Rabu, 11 September 2019,  pukul 18.05 WIB setelah menjalani perawatan di RSPAD.

Pada saat ini berlakulah pepatah, "Manusia meninggalkan nama, harimau meninggalkan belang." BJ Habibie tidak ingin pergi tanpa meninggalkan warisan kepada rakyat Indonesia. Salah satunya warisan ilmu. Ia dan istrinya, Hasri Ainun dikenal gemar membaca buku dan memiliki banyak koleksi buku semasa hidup.

sumber: pinterest.com/geotjakra

Cinta, itu juga yang diwariskan almarhum BJ. Habibie. Ia pernah berkata "Tanpa cinta, kecerdasan itu berbahaya, dan tanpa kecerdasan, cinta itu tidak cukup.

Sebagai ilmuwan, Habibie sangat mencintai pekerjaannya. Ketika ia dipanggil Presiden Soeharto dari Jerman, ia dipercaya sebagai Menteri Riset dan Teknologi RI (Menristek RI). Semasa itulah BJ Habibie berhasil membuktikan dirinya sebagai ilmuwan sejati dalam hal menciptakan jenis pesawat udara. Pada waktu itu siapa mengira, sebuah negara berkembang seperti Indonesia, nampu loncat dan membuat pesawat terbang.

sumber: secha-sef.blogspot.com 

Pada bulan Nobember 2010 terbitlah buku BJ Habibie yang ditulis sendiri oleh beliau. Buku ini diterbitkan PT. THC Mandiri. Buku setebal 323 halaman ini ditujukan BJ. Habibie untuk mengenang mendiang istrinya, Ainun.  Berarti buku ini serupa Otobiografi. Penggalan kisah cinta dalam dunia nyata mantan Presiden Indonesia, BJ. Habibie.

Secara umum, kisah yang ditulis BJ. Habibie ini bercerita semua hal tentang Ibu Ainun, mulai dari pertemuan pertama mereka hingga detik-detik maut memisahkan cinta keduanya. Kisah ini sangat inspiratif. Tentang cinta yang tulus dan sederhana. Sebenarnya, Ainun dan BJ. Habibie saat SD, bersekolah di tempat yang sama. 

Hanya saja pada waktu itu, ia belum merasakan getar cinta. Alih-alih suka, ia malah terkesan suka mengejek Ainun yang dianggapnya berkulit gelap. Habibie bahkan menjuluki Ainun dengan sebutan Gula Jawa. Meski suka menjahili Ainun muda, namun semua guru selalu menjodohkan mereka meski hanya terkesan sebagai ejekan.

Rasa cinta BJ. Habibie pada Ainun justru baru lahir pada saat mereka dipertemukan diwaktu lain, di mana mereka berdua telah dewasa. Saat itu, Fanny, adik BJ. Habibie mengajaknya berkunjung saat hari raya ke kediaman keluarga Ainun. 

Saat pertama kali melihat Ainun, Habibie langsung bergetar hatinya. Cinta Habibie tersebut disambut oleh Ainun. Dalam waktu yang singkat keduanya sepakat untuk menikah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline