Lihat ke Halaman Asli

Dasman Djamaluddin

TERVERIFIKASI

Saya Penulis Biografi, Sejarawan dan Wartawan

Bagaimana Membangun Kembali Pusat Peradaban Irak yang Hancur oleh ISI?

Diperbarui: 24 Juli 2019   13:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Kota Mosul: (AFP/ZAID AL-OBEIDI) | Kompas.com

Annie Slemrod, seorang editor yang sering menulis tentang Timur Tengah, khususnya perkembangan terakhir di Irak, setelah dua tahun mengumumkan Negara Islam di Irak (ISI), di twitternya, Selasa, 23 Juli 2019, mempertanyakan, apa yang dilakukan untuk membangun kembali kehancuran di wilayah Mosul, Irak?.

Menurut Annie Slemrod ada sekitar 1.6 iuta warga Irak yang masih tetap terlantar. Seperlimanya ada di Distrik Mosul. Sepertinya mereka kembaki lagi ke Irak tahun 2018, sebagian besar dari mereka hidup terlantar dan sebagian besar ada juga yang tidak ingin kembali ke Irak, karena sistem kesehatan belum pulih betul akibat konflik.

Pemerintah Irak masih membangun perbaikan ke arah ini, dijadualkan sekitar 30.000 warga Irak akan segera dikembalikan lagi ke Irak dari Suriah, karena ini sudah merupakan persoalan kemanusiaan.

aljazeera.com

Dua tahun setelah Irak mengumumkan kemenangan dari apa yang dinamakan Negara Islam yang kemudian menjelma sebagai kelompok ekstrim yang terkuat bermarkas di Mosul, Irak, sebuah negara bagian di sebelah utara dibiarkan saja, tidak disentuh, sehingga memerlukan banyak bantuan. Di sinilah awal terjadi konflik bersenjata antara dengan pemerintah Irak, buat pertama kali ISI sejak 2014 disebut dengan kelompok teroris.

Mosul ini merupakan tempat berdiamnya sebagian besar kelompok Islam Sunni seperti yang dipeluk oleh mantan Presiden Irak, Saddam Hussein. Juga di Indonesia, jumlah Islam Sunni termasuk yang terbesar.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, bahwa di tahun 2019, sekitar 6.7 rakyat di Irak memerlukan beberapa bantuan cepat tentang kemanusiaan ini. Bagaimana pun juga sudah banyak rakyat Irak kembal lagi ke Mosul, Ramadi, dan Fallujah.

aljazeera.com

Bagaimana pun Irak memiliki peradaban tertinggi di dunia. Tulisan pertama berasal dari sini, demikian pula Kitab Undang-Undang Bangsa Sumeria, Akkadia, Babylonia, dan Assyria.

Semuanya membangun peradaban mereka di negeri ini. Barang-barang purbakala itu tersimpan di Museum Baghdad yang dengan 28 galerinya merupakan museum terbesar di Timur Tengah.

Barang-barang peninggalan di museum itu meliputi jangka waktu 100.000 tahun sampai ke Zaman Islam. Dalam satu peti kaca, terdapat sebuah batu yang berusia 10.000 tahun.

Ada 12 guratan di situ, mungkin alat penanggalan zaman purbakala. Ada lagi beberapa cap yang dipakai orang Sumeria, 5.000 tahun yang lalu untuk melegalisasikan dokumen. Sebuah relief abad kesembilan sebelum Masehi, memperlihatkan upacara jabat tangan antara dua orang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline