Lihat ke Halaman Asli

Dasman Djamaluddin

TERVERIFIKASI

Saya Penulis Biografi, Sejarawan dan Wartawan

Wartawan Penerima Hadiah Nobel Itu Berasal dari Wilayah Konflik

Diperbarui: 16 Mei 2019   09:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok: https://www.jawapos.com 

Foto ini sudah pernah kita lihat di halaman 8 harian"Kompas," Senin, 8 Oktober 2018, untuk melengkapi tulisan koresponden "Kompas," di Kairo, Musthafa Abd Rahman, tentang wartawan juga, Kashoggie. Hari ini, saya menulis sebagai wartawan. Berarti tulisan ini menyangkut dunia kewartawanan.

Jika di Yaman, rakyat mengenal Tawakkul Karman sebagai "perempuan besi" atau "Ibu Besi." Tawakkul adalah perempuan konservatif yang berjuang untuk perubahan dalam masyarakat muslim dan sukunya di Yaman. 

Ia juga adalah seorang  jurnalis dan politikus Yaman serta anggota senior Al-Islah dan aktivis hak asasi manusia sekaligus pemimpin kelompok "Jurnalis Perempuan Tanpa Batas" yang ia dirikan pada tahun 2005. Atas perjuangannya ini, ia meraih "Nobel Perdamaian 2011," dan sekaligus di usia termuda yang waktu itu berusia 32 tahun.

Perempuan yang lahir pada 7 Februari 1979 ini sering mengalami ancaman pembunuhan dan pelecehan seksual. Itu pula sebabnya ia selalu berpindah dari negaranya ke negara lain. 

Meski tubuhnya kecil, tetapi berani memprotes kediktatoran rezim Ali Abdullah Saleh , Presiden Yaman yang memerintah selama 30 tahun. Ucapan berkesan yang diucapkannya ketika menerima Nobel Perdamaian adalah " Penghargaan ini bukan untuk Tawakkul, tetapi untuk semua rakyat Yaman, untuk para martir yang berani melawan Ali Abdullah Saleh dan kroninya. Setiap tirani dan diktator pasti merasa sedih dengan adanya penghargaan ini, sebab mengkonfrontasi mereka pada ketidakadilan."

Begitu pula uang yang diterima Tawakkul dari Nobel Perdamaian sebesar 500.000 dolar AS digunakannya bukan untuk pribadinya, tetapi disumbangkan bagi keluarga korban revolusi penggulingan Ali Abdullah Saleh . Bagi Tawakkul, nilai uang sebesar itu tidak berarti  buat keluarga korban dibanding dengan pengorbanan  mereka demi memperjuangkan keadilan dan kemerdekaan rakyat Yaman.

Dok: https://www.israelhayom.com 

Republik Yaman adalah sebuah negara di Jazirah Arab di Asia Barat Daya, bagian dari Timur Tengah. Yaman berbatasan dengan Laut Arab di sebelah selatan, Teluk Aden dan Laut Merah di sebelah barat, Oman di sebelah timur dan Arab Saudi di sebelah utara. Orang-orang keturunan Arab di Indonesia sebagian besarnya berasal dari negara ini.

Negara Yaman ini hingga hari ini masih berkonflik. Upaya Tawakkul memberi dana hadiah Nobel Perdaamaiannya ditujukan untuk membantu para janda, orang tua dan anak-anak ketika terjadi perang di Yaman untuk mendongkel Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh yang telah berkuasa selama 30 tahun.

Niat luhur Tawakkul membantu ini dinyatakannya tahun 2011. Sudah tentu direalisasikannya. Tetapi  korban di Yaman hingga hari ini terus berjatuhan. Usaha  Iran mendukung suku Houthi yang berhasil menggulingkan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh. Awalnya Saleh terpilih pertama untuk jabatan presiden pada 1999 dengan kemenangan 96.2% suara pemilih. Tetapi pada pemilu 2012, Abd Rabbuh Mansur Hadi terpilih menggantikan Ali Abdullah Saleh sebagai Presiden Yaman. Mansur Hadi sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden Yaman. Ia pun akhirnya terguling dan berlindung di Arab Saudi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline