Lihat ke Halaman Asli

Dasman Djamaluddin

TERVERIFIKASI

Saya Penulis Biografi, Sejarawan dan Wartawan

Nasib Donald Trump sebagai Presiden AS

Diperbarui: 25 Maret 2019   11:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Ketika kita mendengar hasil ringkasan laporan Penyelidik Khusus Amerika Serikat (AS) Robert Mueller, pada hari Minggu,  24 Maret 2019, kita berasumsi bahwa rakyat AS selalu mendukung kredibilitas presidennya.

Hal ini terungkap dari pernyataan bahwa Presiden AS Donald Trump tidak berkonspirasi dengan Rusia dalam pemilihan umum 2016 lalu.

Dalam laporan itu Mueller menulis bahwa tidak disimpulkan apakah Trump telah melakukan tindakan pidana, tapi sang presiden tidak pula dinyatakan bersih dari pelanggaran pidana.

Adapun pembuat ringkasan laporan kepada Kongres AS adalah Jaksa Agung, William Barr.

Kemunculan hasil laporan itu disambut Trump dengan cuitan: "Tiada kolusi, tidak menghalangi".

Ringkasan yang dibuat Barr menjelaskan secara singkat sejumlah temuan laporan Mueller mengenai dugaan upaya Rusia mempengaruhi pemilihan presiden AS pada 2016. Ditegaskan, Trump tidak terindikasi.

Tetapi pada bagian kedua dalam ringkasan menyinggung soal dugaan menghalangi proses hukum. Barr menyebut laporan penyelidik khusus "menentukan tidak membuat penilaian jaksa secara tradisional".

Oleh karena itu, Penyelidik Khusus tidak menarik kesimpulan apapun mengenai apakah tindakan yang diperiksa dapat disebut menghalangi," sebut ringkasan itu.

Dari pernyataan Barr ini bisa ditarik garis lurus bahwa hal-hal yang berdampak terhadap urusan dengan negara lain, dalam hal ini, Rusia, maka AS sangat berhati-hati.

Juga jabatan seorang presiden di AS lebih penting dari masalah pribadinya.  Itulah yang banyak ditulis di media AS, termasuk di dalamnya mengenai hubungan presidennya dengan seorang perempuan. Apalagi jelang masa berakhirnya jabatan Presiden AS Donald Trump,  yang juga akan berakhir. Ia dilantik pada 20 Januari 2017.

Donald Trump juga disebut-sebut pernah berselingkuh, tetapi ia mengancam, jika kasusnya dibuka akan berpengaruh terhadap kenaikan harga di negaranya. Tetapi media lebih suka membicarakan tentang mantan Presiden AS Bill Clinton yang di "impeached" dalam bulan Desember 1998. Itu pun tidak menghalangi tugasnya sebagai seorang presiden. Ia mengakhiri jabatan presidennya dengan baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline