Lihat ke Halaman Asli

Dasman Djamaluddin

TERVERIFIKASI

Saya Penulis Biografi, Sejarawan dan Wartawan

Tingkatkan Terus Pendidikan dan Lanjutkan Pembangunan di Papua

Diperbarui: 5 Desember 2018   09:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

indonesiansonline.com

Reuni mahasiswa Universitas Cenderawasih yang diselenggarakan di Papua baru-baru ini memiliki pesan yang jelas agar di masa depan, jumlah warga Papua banyak yang menjadi sarjana, bahkan doktor, karena dengan ilmu yang tinggi dan pengetahuan luas, mereka akan paham sejarah tempat kelahiran mereka yang secara "de facto" dan "de jure," sudah menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak 1 Mei 1963.

Berdirinya Universitas Cenderawasih yang digagas oleh Presiden Soekarno sebelum 1 Mei 1963, tepatnya sebelum Presiden Soekarno mengumandangkan Tri Komando Rakyat di alun-alun Yogyakarta, sebagai manifestasi bangsa Indonesia untuk membebaskan Papua (istilah lama Irian Barat) dengan berbagai cara. Perang dan diplomadi. 

Pada waktu dikumandangkan Tri Komando Rakyat banyak sekali jumlah sukarelawan dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dulu namanya Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dari Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Sudah tentu banyak juga di antara prajurit dan relawan kita yang tewas dan cacat.

Tetapi untunglah perang tidak lama terjadi, karena Indonesia juga menggunakan cara-cara diplomasi. Pada waktu itu Adam Malik yang menjadi Duta Besar Indonesia di Moskow (Uni Soviet/Rusia) berhasil pula menggertak Amerika Serikat (AS) bahwa kapal perang Uni Soviet sedang menuju Papua untuk membantu Indonesia. Sebenarnya bukan menggertak, tetapi sebagai duta besar. Adam Malik tahu tentang situasi di mana ia ditugaskan, yaitu Ubi Soviet. Gertakan ini memperkuat tindakan Presiden Soekarno yang telah mendirikan sebuah Universitas Cenderawasih di Irian Barat. 

Akhirnya Belanda ditekan AS agar mau menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia. Dalam berbagai perundingan, akhirnya Belanda sesama anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dengan AS, maka pada 1 Mei 1963, kembali kepangkuan NKRI. Oleh karena itu dibangunnya sebuah Universitas Cenderawadih yang bertujuan agar generasi muda Papua terdidik dan terpelajar menjadi salah satu pertimbangan, bahwa bangsa Indonesia sangat memikirkan masa depan rakyat Papua.

Akan halnya dengan masalah yang terjadi di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, saya masih menganggapnya merupakan riak-riak kecil di tengah gelombang besar. Sejak saya kuliah di Fakultas Ilmu-ilmu Hukum. Ekonomi dan Sosial (FIHES) jurusan Hukum, dari tahun 1976-1979, saya sudah menyaksikan hal ini. Bagaimana bintang kejora didapati di kampus. Saya banyak mengetahuinya karens aktif sebagai pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jayapura. Sering berkomunikasi dengan Panglima Kodam Cenderawasih, CI Santoso.

Apalagi kalau mendengar diplomat kita di PBB yang sering membantah tuduhan negara yang terletak di Pasifik Barat Daya yang sering memihak Organisadi Papua Merdeka (OPM). Oleh karena itu tumpas habis organisasi bersenjata di Papua dan perketat aliran senjata dari perbatasan. Pembangunan  jalan di Papua harus tetap dilanjutkan demi memperlancar perdagangan dan komunikasi. Tanpa pembangunan jalan, maka rakyat Papua yang terdiri dari banyak suku dan ditambah dengan wilayah Papua berbukit dan masih banyak hutan, sudah tentu sulit berkomunikasi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline