Lihat ke Halaman Asli

Dasman Djamaluddin

TERVERIFIKASI

Saya Penulis Biografi, Sejarawan dan Wartawan

Karen Dabrowska dan Yahudi di Irak

Diperbarui: 13 Juli 2018   20:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Inilah foto Karen Dabrowska yang sering muncul di berbagai artikelnya jika kita sedang berbicara tentang situasi terakhir di Timur Tengah dan masalah Islam di abad ke-20 ini. Memang ia adalah penulis tentang masalah tersebut dan tinggal di Inggris.

Pada hari Jumat, 13 Juli 2018, Karen Dabrowska menceritakan mengenai perjalanan seorang temannya Edwin Shuker yang baru saja berkunjung ke Irak. Ia adalah pembuat film dan ke Irak meliput situasi paling akhir di Irak. Di blognya terpampang sebuah foto seorang penduduk Yahudi di Irak. Tidak dijelaskan dengan pasti, kapan foto ini dipublikasi. 

woolf.cam.ac.uk

Sejarah penduduk Yahudi di Irak sudah ada sejak masa Irak dipengaruhi peradaban Babylonia tahun 1894-1594 Sebelum Masehi. Edwin Shuker ketika menceritakan tentang Yahudi di Irak, hampir sama dengan apa yang saya ungkapkan di buku yang saya tulis tahun 1998, "Saddam Hussein Menghalau Tantangan, "halaman 7-9.  Di mana di masa kejayaan Peradaban Babylonia di Irak,  yang juga disebut dengan nama Amorit (Amoria) yang memiliki 11 raja, di antaranya yang terkenal adalah Hammurabi, berkuasa selama 42 tahun, sejak 1792-1750 Sebelum Masehi.

Raja Hammurabi berhasil mempersatukan negara-negara kecil yang bertebaran waktu itu dan mendirikan sebuah kekaisaran yang  punya pengaruh luas sampai ke Laut Tengah, bahkan meliputi beberapa bagian dari kawasan Timur Tengah.

Di saat inilah bangsa Yahudi kuno sebagai nomaden memang pernah sampai di Babylonia, Mesopatamia Selatan. Memang di masa lalu wilayah Irak ini disebut Mesopatamia, artinya tanah di antara sungai Tingris (Dejelah) yang mengalir di tengah kota Baghdad, terbentang dari hulu sampai hilir sejauh 1718 kilometer ke Shatt al-Arab di Teluk Persia.  Juga sungai Euphrat (Furat) yang mengalir sejauh 2300 kilometer ke Shatt al-Arab.

Bangsa Yahudi ini ke Irak, sekitar 3500 tahun Sebelum Masehi dan sekitar tahun 586-516 Sebelum Masehi. Legenda rakyat 2000 tahun Sebelum Masehi mengungkapkan bahwa acuan lukisan Taman Firdaus dalam buku suci orang Yahudi (Israel) memakai ketenteraman dan kesuburan wilayah Mesopatamia.

Tetapi pengembaraan ke Babylonia selalu ditafsirkan dalam konteks religius oleh masyarakat Yahudi sebagai pembuangan ke pengasingan, karena tidak setia kepada Tuhan. Lantas dikisahkan dalam buku  orang Yahudi, bani Israel menangis-nangis di tepi sungai Babylonia, mengingat dan ingin kembali ke Zion atau Jerusalem, tempat Baitullah menurut kepercayaan mereka.(rumah kediaman Yahwe). Lokasi kisah Menara Babel, juga di Mesopatamia.

karendabrowska.com

Sebelum Israel merdeka tahun 1948, masyarakat Yahudi di Irak yang tersisa dari dua zaman pembuangan itu, terdiri dari dua persen penduduk. 

Sebagian besar dari mereka pulang ke Israel, begitu negara Yahudi itu diproklamirkan dan sebagian lagi pergi ke Amerika Serikat, Kanada dan Eropa. Khusus di Amerika Serikat, lobby penduduk Yahudi Amerika Serikat sangat kuat menentukan siapa yang akan menjadi Presiden di negara Paman Sam itu.

Peristiwa terakhir yang diceritakan Karen Dabrowska tentang pengalaman Edwin Shuker hingga ke kota Erbil, Irak, di mana sulit menemui penduduk Yahudi, memang di satu sisi akan mengubur jejak penduduk Yahudi Irak, tetapi di sisi lain, penguasa Irak yang ada sekarang dan bekerjasama dengan pemimpin Syiah Irak, Muqtada al-Sadr, mengaburkan sejarah Yahudi Irak tersebut.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline