Lihat ke Halaman Asli

Dasman Djamaluddin

TERVERIFIKASI

Saya Penulis Biografi, Sejarawan dan Wartawan

Jelang Dies Natalis FHUI dan Hari Sumpah Pemuda, Berbincang tentang Prof Mr Soediman Kartohadiprodjo

Diperbarui: 27 Oktober 2018   12:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Jum'at, 6 Juli 2018, saya diundang putera bungsu almarhum Burhanudin Mohamad (B.M) Diah, Nurman Diah untuk bertemu dengan putera kedua almarhum Prof.Mr. Soediman Kartohadiprodjo, yaitu Harjono Kartohadiprodjo (sebagaimana foto di atas, ia duduk di tengah, di antara saya/kiri dan Nurman Diah/kanan).

Tidak sulit mengingat kembali nama Soediman Kartohadiprodjo, karena sekitar tahun 1996, setiap mahasiswa/mahasiswi  Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) yang ingin belajar atau meminjam buku, mau tidak mau bersinggungan dengan nama beliau. Memang pada 28 Oktober 1996, Dekan FHUI waktu itu, R.M.Girindro Pringgodigdo meresmikan Perpustakaan FHUI yang menggunakan nama Soediman Kartohadiprodjo.

Peristiwa ini sudah tentu, sekaligus memperingati Dies Natalis FHUI ke-94 dan sekaligus Peringatan Sumpah Pemuda ke-90, yang waktunya bersamaan pada hari Minggu, 28 Oktober 2018. Bahkan pribadi Soediman Kartohadiprodjo bisa mewakili dua peristiwa penting itu, karena aktif juga sebagai mahasiswa STOVIA yang gedungnya masih berdiri sebagai Museum Kebangkitan Nasional.

Baru-baru ini pula, tepatnya setahun yang lalu, Selasa, 7 Maret 2017, Dekan FHUI ketika itu, Prof.Dr. Topo Santoso, S.H, M.H, di ruang Purnadi Purbacaraka FHUI, Depok, menerima patung Soediman Kartohadiprodjo dari pihak keluarga.  Pihak keluarga yang terdiri dari, di antaranya putera almarhum, yaitu Achmad Suhardi Kartohadiprodjo, Harjono Kartohadiprodjo, Bambang Utoyo Kartohadiprodjo, Budiono Karohadiprodho, ikut mewakili keluarga besar almarhum Prof. Mr. Soediman Kartohadiprodjo.

dokumentasi pribadi

Prof. Mr.Soediman Karohadiprodjo lahir di Jatirogo, Tuban, Jawa Timur, 3 September 1908 dan meninggal dunia, 26 Januari 1970. Tamat dari HBS (Hogere Burger School) pada 1927, Soediman melanjutkan ke Sekolah Tinggi Kedokteran (Genneskundige  Hoge School), nama baru STOVIA. Namun di tengah jalan, ia tertarik pada hukum dan keadilan. Ia kemudian pindah ke Sekolah Tinggi Hukum (Rechts Hoge School) pada 1931 hingga memperoleh gelar "meester in de rechten) pada 1936.

Sewaktu kuliah, Soediman aktif di Trukoro Dharmo, Jong Java, Indonesia Muda, dan ikut Sumpah Pemuda 1928. Ia pernah bekerja di Pengadilan Garut, Semarang dan Jakarta. Meskipun nantinya, ia bekerja di sebagai pembantu Ketua Kejaksaan Agung, Kementerian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan RI sebagai sekretaris menteri, tetapi tetap duduk dalam pimpinan Perguruan Tinggi Darurat RI di Jakarta.

Setelah Perguruan Tinggi Hukum terintegrasi ke FHUI, Soediman tetap mengajar dan menjadi Sekretaris Dekan FHUI. Ketika itu yang menjadi Dekan FHUI,  Mr. Djokosutono. Pada 1951, ia menjadi guru besar luar biasa.  Sejak 1951-1958, ia menjadi guru besar biasa di FHUI.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline