Hari Kamis siang kemarin, 26 Oktober 2017 Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno LP Marsudi dengan semangat berbicara di Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Jakarta. Buat saya ini kesan mendalam tentang perempuan pertama Indonesia yang menjadi Menlu RI tersebut. Mengapa demikian?
Sejak pemerintahan Presiden Joko Widodo tiga tahun yang lalu, baru pertama kali saya menginjakkan kaki di Kemlu. Di masa masa pemerintahan sebelumnya, saya sering menghadiri pembicaraan tentang Palestina.
Di masa Menlu Mochtar Kusumaatmadja, banyak informasi yang saya ketahui tentang kedatangan Presiden Palestina Yasser Arafat ke Istana bertemu Presiden Soeharto. Saat itulah mulai direncanakan berdirinya Kedutaan Besar Palestina di Jakarta. Menurut Menlu Mochtar waktu itu, tidak mudah juga meyakinkan Pak Harto.Yasser Arafat sedikit ngotot sambil memegang pinggangnya yang tergantung pistol kecilnya. Tetapi itulah liku-liku mengapa Kedubes Palestina berdiri di Jakarta.
Ketika saya menjadi wartawan harian "Suara Karya," saya pernah juga berbincang-bincang dengan Dubes Palestina untuk Indonesia Ribbi Y Awad. Banyak hal yang diungkapkannya, terutama masalah ketidakadilan negara-negara besar terhadap Palestina, sementara warga Yahudi didukung kemerdekaannya menjadi negara Israel.
Menlu kita sekarang ini pun bukannya mulus memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Menlu Indonesia, Retno LP Marsudi, pernah dilarang Israel memasuki Ramallah, Palestina, karena dia menolak untuk bertemu dengan para pejabat Israel di Yerusalem.
Semula, Menlu Retno hendak bepergian ke Ramallah untuk membuka konsulat kehormatan (konhor) pertama Indonesia di Ramallah, Palestina. Di kota itu, dia dijadwalkan bertemu Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad al-Maliki dan Presiden Mahmoud Abbas.
Tapi, Israel menolak memberikan visa untuk Menlu guna memasuki Ramallah. Media Israel, Haaretz,melaporkan, dalam beberapa hari terakhir telah ada kontak antara Indonesia dan Israel. Di mana para pejabat Israel menegaskan bahwa jika Retno ingin mengunjungi Ramallah, maka dia harus bertemu dengan para pejabat Israel di Yerusalem.
Indonesia dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik. Bahkan, dalam KTT Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Jakarta, Presiden Indonesia, Joko Widodo menyerukan semua negara OKI untuk memboikot produk-produk Israel sebagai dukungan untuk kemerdekaan Palestina.
Akhirnya apa yang terjadi setelah Menlu RI tidak diijinkan Israel ke Ramallah? Kemlu Palestina, mengatakan, Malikiakhirnya memilih melakukan perjalanan ke Yordania untuk bertemu denganMenlu Retno Marsudi. Pelantikan Konsul Kehormatan pun dilangsungkan di Amman, Yordania.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H