Lihat ke Halaman Asli

Dasman Djamaluddin

TERVERIFIKASI

Saya Penulis Biografi, Sejarawan dan Wartawan

Catatan tentang Muslim Uighur dan Kemajuan Pesat RRC

Diperbarui: 5 Januari 2019   06:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stasiun Ruang Angkasa China ((Foto: Sidomi.com)

Republik Rakyat China (RRC) belakangan ini mendapat kritikan keras dari umat Islam Indonesia, sehubungan dengan pengekangan hak azasi mereka warga Muslim Uighur,  warga negara di Privinsi Xinjiang, China Barat.

Tetapi informasi sebenarnya, kita tidak tidak pernah tahu,  karena memang RRC sebuah negara Sosialis tertutup. Dubes RRC di Indonesia telah membantah perlakuan tidak adil itu. Wapres JK juga mengatakan ada keinginan masyarakat setempat untuk memisahkan diri dari RRC.

Itu satu sisi dari perkembangan di China. Perkembangan lainnya, di China sekarang ini, rakyatnya merasa bangga mendengar pernyataan pemimpin China Xi Jinping untuk mempertegas kemajuan negaranya. Apalagi tanggal 18 Desember 2018, menjadi peringatan 40 tahun reformasi Deng Xiaoping.

Pemikiran Deng Xiaoping inilah yang sekarang digunakan pemerintah dan rakyat RRC, bukan pemikiran Mao Tse Tung (ejaan lama). Di masa Mao, boleh dikatakan "tangan RRC berlumuran darah." Ingat pembantaian yang dilakukan Polpot dukungan RRC di Kamboja?

RRC yang lebih suka menganut paham Deng Xiaoping berbeda. Dunia sekarangi terkejut ketika Lenovo yang dikomandani para alumni China Academic of Science (CAS) mengambil alih raksasa komputer dari Amerika Serikat (AS), IBM. Dunia pun semakin terkejut, ketika China mampu menciptakan processor lebih hebat dari Intel, sehingga China  mandiri menghasilkan produk berkelas dunia. Semua ini lahir dari dapur China Academic of Science.

Sejauh ini, China memiliki 17 juta mahasiswa yang mayoritas  mengambil bidang sains dan teknik. Setiap tahun China menghasilkan tidak kurang dari 325.000 insinyur. Setiap tahun, China membelanjakan 60 miliar dollar AS untuk penelitian dan pengembangan. Untuk saat sekarang, penekanan dalam laboratorium-laboratorium China diarahkan secara besar-besaran mendukung inovasi kaum usahawan menghasilkan produk yang berkualitas dan murah. Hal ini merubah peradaban lebih baik bagi bangsanya.

Jika dibandingkan dengan Indonesia, Republik Rakyat China memproklamirkan kemerdekaannya pada 1 Oktober 1949. Usia negaranya lebih muda dari Indonesia. Tetapi kemajuan yang dicapai di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tidak terbendung. Lihatlah misalnya di bidang teknologi ruang angkasa. China segera memiliki stasiun ruang angkasa sendiri. Mulai dibangun tahun 2018.

Menurut Wang Zhongyang, juru bicara ruang angkasa China sebagaimana dikutip laman BBC dari Kantor Berita Xinhua, "Jika Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS) pensiun pada tahun 2024, maka China akan menjadi satu-satunya pihak yang mengoperasikan ruang angksa."

Majalah Diplomat Indonesia, 5 Oktober 2009 (Arsip Pribadi)

Di majalah "Diplomat Indonesia," edisi 5 Oktober 2009 halaman 168-179, saya sudah menulis keunggulan China di bidang ilmu pengetahuan dan teknoligi. Ketika saya menulis profil Duta Besar China untuk Indonesia yang kebetulan seorang perempuan, Yang Mulia Zhang Qiyue, saya mengutip  pernyataan Deng Xiaoping pada tahun 1978. Ia mengatakan, bila China ingin memodernisasi pertanian, industri, dan pertahanan, yang harus dimodernisasi lebih dahulu adalah sains dan teknologi, serta menjadikannya kekuatan produktif.

Deng Xiaping adalah pemimpin tertinggi Republik Rakyat China generasi kedua setelah Mao Zedong. Deng meninggal dunia pada 19 Februari 1997 di usia 92 tahun. Di bawah arahannya, China menjadi salah satu negara dengan laju pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia.

Di masa Deng, China sangat akrab dengan ilmu pengerahuan dan teknologi. Guru dan kaum profesional sangat dihargai, bahkan di tahun 1985, Deng mempertegas pentingnya pendidikan karakter. Orientasi hafalan hanya akan membunuh karakter anak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline