Lihat ke Halaman Asli

Dasman Djamaluddin

TERVERIFIKASI

Saya Penulis Biografi, Sejarawan dan Wartawan

Tiga Tahun dari Irak, Situasi Bertambah Aman

Diperbarui: 21 November 2017   07:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Denah Masjid Al-Kufah, Irak (Arsip)

Melihat situasi Irak sekarang ini, tentu kita bertambah gembira. Ternyata setelah tiga tahun saya dari Irak, situasi di sana bertambah aman. Hal ini dibuktikan dari diselenggarakannya sebuah pameran perdagangan di Baghdad. Indonesia menampilkan berbagai bahan kerajinan yang banyak dikunjungi masyarakat Baghdad.

Sebelumnya kita akui, hampir setiap hari mendengar korban-korban berjatuhan, baik meledaknya bom mobil di kota Irak maupun jumlah tentara Irak yang tewas melawan ISIS (Negara Islam di Irak dan Suriah) waktu itu di Falujah dan Mosul.

Berbicara tentang Irak, sudah tentu berbicara juga mengenai tapak-tapak sejarah. Boleh kita sebut, penemuan dunia tulis menulis berasal dari Irak. Begitu pula, Irak menjadi tempat singgah sahabat Nabi Muhammad SAW, Ali ra. Di sini terletak Masjid Al-Kufah atau Al-Kufa, tempat Ali ra berkantor, juga di masjid ini beliau tewas dibunuh ketika sedang melaksanakan sholat subuh (denah masjid sebagaimana terlihat di atas).

Juga terdapat Padang Karbala, sebuah tempat suci ummat Islam Syiah (dalam pandangan saya, ummat Islam Sunni menganggap Padang Karbala, tempat putera Sayidina Ali yaitu Hussein, juga patut dihormati). Untuk menjaga jangan timbul korban tidak bertambah, maka sekarang ini direncanakan akan dibangun tembok sepanjang 40 kilometer di perbatasan dengan Provinsi Anbar.

Penduduk di Provinsi Anbar tersebut berpenduduk Muslim Sunni.Di dalam pemerintahan Irak telah muncul protes dari Muslim Sunni agar tidak membangun tembok, tetapi penduduk Irak mayoritas Syiah bersikeras akan membangunnya.

Sepertinya saya bersyukur datang ke Irak pada tahun 2014.Seandainya sekarang ke sana, meski difasilitasi Kedutaan Besar Indonesia di Irak, pasti akan sulit ke Karbala karena penjagaan lebih ketat.Apalagi kalau tembok itu telah dibangun. Di samping sudah tentu kepergian saya bukan berziarah sebagaimana kebanyakan Muslim Syiah. 

Saya ke Padang Karbala didisposisikan oleh Duta Besar Indonesia pada waktu itu Bapak Safzen Noerdin sebagai seorang wartawan Indonesia. Mungkin pengurus Padang Karbala itu pun sudah tahu bahwa mayoritas penduduk Muslim Indonesia adalah Muslim Sunni.

Saya bersama staf Kedubes RI di Baghdad pergi ke Karbala, pada hari Minggu, 21 September 2014. Di Karbala yang dulunya padang pasir yang luas, sekarang berbentuk bangunan. Di sinilah anaknya sahabat Nabi Muhammad SAW yaitu putera Ali r.a, Hussein secara mengenaskan dibunuh dan kepalanya lepas dari tubuh ketika berhadapan dengan jumlah musuh yang tidak seimbang di Padang Karbala tersebut.

Suara-suara isakan tangis penziarah yang terdiri dari berbagai kelompok yang datang dari dalam negeri Irak dan luar Irak seperti India dan lain negara terlihat berteriak-teriak seraya menangis: "Oh Hussein...oh Hussein." Saya juga larut dalam suasana tersebut. Mata saya berkaca-kaca.

Berdoa untuk Hussein di Karbala (Foto:Dasman Djamaluddin)

Sebelum ke Padang Karbala, sebagaimana saya jelaskan di atas, saya mengunjungi Masjid Al-Kufah atau disebut juga Al-Kufa di Kufa, Irak, yaitu pada hari Sabtu, 20 September 2014.Kufah atau Kufa ini merupakan sebuah kota di Irak. Jaraknya 170 km di selatan Baghdad. Jika kita membaca sejarah Islam, kota Kufah ini sudah menjadi bagian wilayah Muslim di masa Ali r.a menjadi khalifah. Bahkan beliau berkantor di sebuah ruangan di dekat masjid tersebut.Ruangan kantor Ali r.a itu ditunjukkan juga kepada saya.Tidak terlalu luas, tetapi ruangan tersebut sangat nyaman.

Sebagaimana terlihat di denah di atas, di masjid ini, sudah tentu telah dipugar berkali-kali, terdiri dari enam pintu masuk. Ada pintu masuk untuk laki-laki, terlihat dalam denah di atas di sebelah kanan. Juga pintu masuk untuk perempuan yang ada di samping. Bulatan bundar di tengah merupakan peninggalan Nabi Nuh a.s. Di bundaran itu berisi air. Staf Kedubes RI menyarankan saya sholat dua rakaat dan mengambil wudhu dari air kolam tersebut.Dari denah ini sudah terlihat jelas jejak-jejak nabi. Juga jejak Malaikat Jibril.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline