Lihat ke Halaman Asli

Dasman Djamaluddin

TERVERIFIKASI

Saya Penulis Biografi, Sejarawan dan Wartawan

Profesi Wartawan Itu Suatu Kebahagiaan

Diperbarui: 6 Maret 2016   09:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Dari kiri: Dasman Djamaluddin, Adhi Santika, Hajriyanto,Y Thohari,Roosiah Yuniarsih, Tripurtianingsih dan Jojo Rahardjo (Foto: Perpustakaan MPR-RI)"][/caption]Kamis, 3 Maret 2016, Ruang Perpustakaan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia  (MPR-RI) dipenuhi para peminat buku, termasuk generasi muda unsur mahasiswa.

Bagaimana pun munculnya buku-buku baru akan menambah wawasan dan sudah tentu lebih  mencerdasakan bangsa Indonesia ke depan.  Buat anggota MPR, buku  sangat diperlukan. Di tengah kesibukan memikirkan kepentingan rakyat, sudah tentu seirama pula dengan kebutuhan data yang akurat mengenai rakyatnya. Itu sebabnya tidak salah  mengatakan bahwa buku itu adalah jendela dunia.

Di sisi lain,  buku juga memberi wawasan, gagasan dan pengetahuan baru.  Saya meminjam kalimat Pricahyo Wiryoutomo ketika meresensi buku saya berjudul “Jenderal Basoeki Rachmat dan Supersemar,” Penerbit Grasindo di Majalah Panji Masyarakay, No.20, 2 September 1998. Ia mengatakan, bahwa sebuah buku akan berarti bagi pembaca bila memberikan wawasan, gagasan dan pengetahuan baru. Bukan hanya itu, jelas Pricahyo,  buku yang banyak dikejar pembaca juga harus menyajikan fakta, data, dan temuan baru. Terlebih lagi bagi bacaan kesejarahan, keakurasian fakta dan kronogi peristiwa menjadi kunci utama untuk menarik pembaca.

Di dalam rangka lebih mencerdaskan bangsa Indonesia pada umumnya dan para anggota Majelis khususnya, ditambah untuk lebih mempermudah para anggota MPR menemukan data baru, maka Perpustakaan MPR-RI  telah melaksanakan berkali-kali diskusi.

[caption caption="Foto Bersama (Foto: Perpustakaan MPR-RI)"]

[/caption]Di antaranya pada Kamis, 3 Maret 2016 itu, diskusi menghadirkan Anggota Lembaga Pengkajian MPR, Drs.Hajriyanto Y Thohari. MA, Dosen UI  Dr.Ir.Adi SantikaMS,SH,  dan saya sendiri, Dasman Djamaluddin,SH,M.Hum, juga menghadirkan Trinirmalaningrum, Direktur Utama Perkumpulan  Skala. Sedangkan moderat diskusi adalah Kepala Bagian Perpustakaan MPR-RI Dra.Roosiah Yuniarsih,M.Kom.

Diskusi membahas buku Jojo Rahardjo berjudul “Psikologi Positif dan Manusia Indonesia dalam Perspektif Pancasila dan Kebhinekaan.”

Jojo menguraikan mengenai Neuroscience yang diidentikan dengan psikologi positif. Intinya seluruhnya didasarkan kepada kesenangan dan kebahagiaan. Semuanya itu membutuhkan  komitmen, kecerdasan, kreatifitas, hubungan sosial dan disiplin. Semuanya ini harus melalui proses keras dan kadang-kadang menyakitkan.

Intinya sudah tentu, setiap manusia mempekerjakan otaknya secara maksimal.  Saya  sudah tentu menyambut  baik buku baru tersebut. Setiap karya atau gagasan-gagasan baru sudah tentu sangat bermanfaat buat bangsa dan negara ini ke depan.

Saya berprofesi sebagai eorang wartawan, sudah tentu melihat hal-hal positif ini dari dunia jurnalistik, di mana dapat pula disimpulkan bahwa berprofesi sebagai wartawan itu sebenarnya sangat membahagiakan. Coba bayangkan. Kadang kala untuk menulis sebuah artikel, seorang wartawan harus  menafikan egonya agar tulisan tersebut muncul di tengah-tengah masyarakat bisa obyektif. 

Konsentrasi wartawan itu selalu menceritakan  tentang engkau, dia atau kamu. Bahkan  lebih banyak  bercerita tentang bangsa ini, juga bangsa-bangsa lain. Sementara ketika sedang menulis kadang-kadang lupa akan diri, lupa makan. Itulah sebabnya banyak jurnalis yang sakitnya terletak di lambung, karena makan dan minumnya jarang teratur.

Hasilnya? Kebahagiaan. Ketika besok paginya koran kita terbit dan membaca tulisan yang dibuat malah harinya, ada rasa puas dan bahagia. Apakah seorang jurnalis itu tidak berprinsip? Tidak pula demikian.  Menulis itu memiliki ukuran-ukuran tertentu. Ada kalanya seorang penulis disodori uang banyak, tetapi belum tentu bisa menuliskannya, karena faktor psikologi atau jiwa. Jiwa tidak bahagia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline