Lihat ke Halaman Asli

Dasman Djamaluddin

TERVERIFIKASI

Saya Penulis Biografi, Sejarawan dan Wartawan

Siapa Pengibar Bendera Merah Putih Itu

Diperbarui: 12 Desember 2015   15:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Tanda Kehormatan (Arsip)"][/caption]

Pada tanggal 1 Desember  2015, saya menerima kiriman melalui media sosial tentang  sebuah Surat Piagam Tanda Kehormatan  dari Presiden RI Joko Widodo yang ditujukan kepada  almarhum  Abdul  Latief Hendraningrat. Pengirimnya tak lain adalah  cucu beliau, Arif Wicaksono Hendraningrat.

Saya menyambut baik  kiriman Piagam Tanda Kehormatan itu. Itu data otentik. Memang benar, itu adalah data otentik yang dikeluarkan oleh Presiden RI. Tetapi berbicara mengenai, siapa pengibar bendera pusaka tanggal 17 Agustus 1945,  apakah Abdul Latief Hendraningrat, Ilyas Karim atau  Suprijadi,  di mana kedua orang  terakhir  ini  mengaku pula  sebagai pengibar bendera, saya sendiri masih bertanya-tanya.  Selama para pengklaim pengibar bendera pusaka  belum duduk di satu meja,  atau keluarga mereka, karena berkemungkinan pelaku sejarah itu sudah meninggal dunia,    maka sulit bagi saya, mengakuinya. Bagaimana tidak?

Karena ada tiga pelaku sejarah yang mengklaimnya.  Selain Abdul Latief Hendraningrat, maka Ilyas Karim,  juga mengaku bahwa dirinyalah yang mengerek bendera tersebut. Informasi itu saya peroleh ketika pada hari  Sabtu sore sekitar pukul 17 WIB, tanggal 3 September 2011,  saya menemui Ilyas Karim  di rumahnya Jalan Rajawati Barat Kalibata no.7 Jakarta Selatan (alamat lama,  karena sekarang saya tidak mengetahui di mana alamatnya setelah terjadi penggusuran) . 

Ilyas Karim  selalu mengatakan, “saya tidak berdusta. Sayalah pengibar bendera itu.” Ia pun memberi data pribadi mana dinyatakan bahwa ia juga berasal dari militer. “Di militer itu tidak diajarkan berdusta,” ujar Ilyas Karim. Usianya tahun 2011 itu  sudah tidak muda lagi, 84 tahun akunya. Lahir di Batu Sangkar, Sumatera Barat.
.
Sebegitu pentingkah orang ini ?, tanya saya dalam  hati. Rupanya Ilyas Karim sedang dilanda hujatan karena mengaku sebagai orang yang berpakaian putih-putih pada waktu mengibarkan bendera Merah Putih pertama kali pada tanggal 17 Agustus 1945. Bahkan mengibarkan bendera itu bersama chudancho Singgih. Hal ini sudah tentu bertolak belakang dengan pendapat beberapa orang atau sumber yang mengatakan kedua orang  itu adalah chudanco Abdul Latief Hendraningrat dan Soehoed dari Barisan Pelopor.

[caption caption="Ilyas Karim (Dokumentasi)"][/caption]

Saya pun membaca riwayat hidup  Ilyas Karim. Tertulis bahwa ia   adalah Pejuang 45. Sejak tahun 1936, ia sekeluarga pindah ke Jakarta. Ayahnya pernah menjabat Demang (Camat) Matraman,  Jakarta, namun di Zaman Jepang, ayahnya ditangkap, dibawa ke Tegal dan dibunuh Jepang di sana. Sebelum bulan Agustus 1945, Ilyas Karim bergabung dengan Angkatan Pemuda Islam  (API) yang bermarkas di Jalan Menteng 31 Jakarta. Masuk TNI-AD dan  pensiun dengan pangkat Letnan Kolonel.

Selama di militer, pernah ditugaskan sebagai Pasukan Perdamaian di Lebanon dan Vietnam. Beliau sekarang adalah juga Ketua Umum Yayasan Pejuang Siliwangi-Indonesia (YAPSI) yang bermarkas  di Komplek Kodam Jaya Jatiwaringin. Mudah-mudahan  data ini tidak ada yang berubah,  karena diberikannya kepada saya  pada tahun 2011. Oleh karena itu,  melihat perjuangannya selama ini, saya belum menyimpulkan apakah yang dikatakan Ilyas Karim benar atau  salah. Saya hanya melihat dari sisi sumber pertama yang masih hidup. Sejarahlah nanti yang bisa membuktikan siapa pengibar bendera Merah Putih sebenarnya.

Inilah sejarah yang juga tidak bisa disalahkan, karena sejak awal tidak tertulis jelas, siapa-siapa orang yang mengerek bendera tersebut. Jika namanya jelas, tidak  banyak yang mengklaim dirinyalah yang berada di sana saat itu.

Sebelumnya, saya juga  menerima paket berupa foto copy sebuah buku:"Mencari Supriyadi, Kesaksian Pembantu Utama Bung Karno," yang ditulis oleh Baskara T.Wardaya,SJ  dan  ditambah dengan  tulisan Penelaah Ahli Asvi Warman Adam. Dikirim dari teman saya Alumni SMA Negeri Blora, Suwito Hadiatmojo.

 [caption caption="Buku Suprijadi (Perpustakaan)"][/caption]

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline