[caption id="attachment_410774" align="aligncenter" width="576" caption="Buku Rais Abin (Penulis: Dasman Djamaluddin)"][/caption]
Menjelang terbitnya buku saya, Mission Accomplished, saya diajak Pak Rais Abin, yang dalam struktur kemeliteran berpangkat Letnan Jenderal (Purn), bertemu dengan Pemimpin Umum Harian Kompas, Jacob Oetama di kantornya, Gedung Kompas, Palmerah Selatan, Jakarta.
Suasana yang saya lihat begitu cair, penuh canda canda datar sebagaimana seorang sahabat. Satu berasal dari sipil dan satunya dari militer.Itulah yang ditunjuki oleh kedua orang yang berpengaruh di bidangnya masing-masing itu, Pemimpin Umum Harian Kompas dan Ketua Umum Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI).
Rais Abin lahir di Kota Gedang (Gadang), Bukittinggi, Sumatera Barat, 15 Agustus 1926. Di antara tugas-tugas yang diberikan oleh negara, kariernya yang menonjol adalah di kemeliteran saat ditunjuk menjadi Panglima Pasukan Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Timur Tengah (1976-1979). Jacob Oetama yang sudah lama menjadi sahabatnya bersedia mengomentari sosok Rais Abin di dalam buku yang saya tulis: Mission Accomplished.
Jacob Oetama, menulis sekapur sirihnya dalam buku yang saya tulis tersebut:
"Membaca buku ini, kepingan riwayat hidup Letnan Jenderal (Purn) Rais Abin (86), mengingatkan setidak-tidaknya dua peristiwa penting dan historis. Keduanya membanggakan warga negara bangsa Indonesia, setidak-tidaknya saya.
Pertama, penugasan Mayor Jenderal Rais Abin sebagai Kepala Staf United Nation Emergency Force (UNEF), Pasukan Perdamaian PBB di Timur Tengah yang berkedudukan di Kairo, kemudian menjadi Panglima UNEF tahun 1976-1979. Perintah singkat Dewan Keamanan PBB, make peace, nothing else, dia tunjukan dengan membangun jaringan perdamaian Mesir-Israel yang kemudian memuncak pada Perjanjian Camp David, tahun 1978.
Kedua, dialah perwira pertama Indonesia, bahkan satu-satunya sampai sekarang sebagai panglima Pasukan Perdamaian PBB di Timur Tengah.
[caption id="attachment_410787" align="aligncenter" width="495" caption="Resensi buku Rais Abin"]
[/caption]
Dalam hal pertama, begitu sebagai kepala staf kemudian panglima, Rais Abin mendekati Pemerintah Mesir dan Israel. Pemerintah AS melalui mata dan telinga , Sinai Field Mission, memperoleh laporan perkembangan situasi terakhir di lapangan. Tercapailah penandatanganan perdamaian di Gedung Putih, Washington DC, tanggal 17 September 1978 setelah 12 hari berunding di Camp David, tempat peristirahatan Presiden AS di Taman Gunung Catoctin, Maryland, luar kota Washington DC. Penandatanganan itu kemudian dikenal sebagai Perjanjian Camp David.
Isi pentingnya, Israel menarik diri dari Semenanjung Sinai serta melucuti pasukannya di sana. Sebagai imbalan, Mesir mengakui eksistensi negara Israel di Palestina, Mesir juga menjamin tidak akan menyerang Israel. Selain Anwar Sadat, Menachem Begin, dan Jimmy Carter, ada tokoh lain berperan penting, Ceausescu, Presiden Rumania. Ceausescu berjasa mendorong Anwar Sadat berkunjung pertama kali ke Israel.