Lihat ke Halaman Asli

Dasman Djamaluddin

TERVERIFIKASI

Saya Penulis Biografi, Sejarawan dan Wartawan

Pesta Demokrasi RI Diiriingi Konflik dengan Negara Tetangga

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13920566761726048096

Tahun 2014 ini Indonesia akan memasuki pesta demokrasi, Pemilihan Umum, legislatif dan Presiden. Hingga Oktober nanti, bangsa Indonesia sudah memiliki Presiden yang baru, pun sekaligus para anggota legislatif yang berwajah baru. Tetapi tahun ini juga kita mengalami keprihatinan ulah tetangga kita Australia dan Singapura. Jika Australia berkaitan dengan masalah sadapan hand phone milik Presiden RI  sementara  Singapura berkaitan dengan ikut campurnya pemerintahan tersebut mengenai  penamaan kapal perang yang kita beli dari Inggeris, Harun dan Usman.

Kalau kita ihat secara menyeluruh sudah tentu masalah ini saling berkaitan. Australia, Singapura adalah negara bekas jajahan Inggris. Mereka termasuk di dalam sebuah organisasi yang dinamakan Negara-negara Persemakmuran. Termasuk di dalamnya Negara Malaysia. Ada kesepakatan bahwa apabila salah satu negara terusik, maka negara lain akan merasakannya.

Tetapi harus pula diingat, Singapura termasuk pula salah satu negara Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN), di mana Australia tidak termasuk di dalamnya. Kesimpulannya, Singapura memiliki dua anggota organisasi sekaligus, sebagai anggota negara-negara persemakmuran, juga ASEAN.

Sejauh ini hubungan antara Indonesia dan Singapura berjalan dengan baik. Hal ini dimulai sejak Presiden Soeharto memimpin bangsa ini menggantikan Presiden Soekarno. Perjanjian bilateral saling menguntungkan sering dilakukan.

Sebagai negara tetangga, konflik-konflik kecil sudah tentu sering terjadi. Biasanya jika Singapura selalu protes mengenai asap dari Kepulauan Riau. Sementara Indonesia merasa sangat terganggu protes Singapura akan penamaan kapal perang RI, Usman dan Harun.

Usman dan Harun, dua-duanya adalah anggota Korp Komando Operasi (KKO), sekarang namanya Marinir yang dihukum gantung  pada 17 Oktober 1968 di Singapura. Dua-duanya ditangkap semasa konflik dua negara Indonesia dan Singapura. Pada waktu itu, kedua-duanya berhasil  menghancurkan "Mac Donald House," akibatnya tiga tewas, sejumlah lainnya luka-luka. Bagi Indonesia, kedua-duanya diberi gelar

[caption id="attachment_321802" align="alignnone" width="620" caption="Foto yang diambil dari buku "][/caption]

Pahlawan Pembela Kemerdekaan dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Kalibata.

Ketika kapal perang RI diputuskan untuk memberi nama kedua pahlawan RI tersebut, Singapura protes. Kemudian menghentikan beberapa perjanjian kerjasama pertahanannya. Pun beberapa pejabat tinggi Indonesia membatalkan kunjungannya ke Singapura.

Sebetulnya kalau kita melihat sejarah, permasalahan Usman dan Harun tidak perlu diungkit-ungkit. Bukankah Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew  sudah mau menaburkan bunga di atas  makam Usman-Harun di Taman Makam Pahlawan Kalibata ketika berkunjung ke Indonesia tahun 1970  sebagai salah satu syarat dari Presiden Soeharto untuk menormalisasi hubungan Indonesia-Singapura?  Selain sudah tentu, penamaan kapal perang RI, entah apa namanya, merupakan wewenang dari pemerintah RI tersebut? Alasan yang dicari-cari inilah membuat saya berkesimpulan bahwa ketegangan antara Indonesia-Singapura sekarang ini berkaitan dengan ketegangan antara Indonesia-Australia, sesama negara-negara Persemakmuran.(FOTO dari buku "Pak Harto Untold Stories")

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline