Lihat ke Halaman Asli

Dasman Djamaluddin

TERVERIFIKASI

Saya Penulis Biografi, Sejarawan dan Wartawan

Bergerak ke Mana Kebijakan LN Amerika Serikat?

Diperbarui: 18 Juni 2015   01:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sult menebak ke arah mana Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat (AS) ketika selintas kita membaca judul berita:"AS Bentuk Koalisi Utama ." Pertanyaan yang tertanam di benak kita adalah, koalisi? Seberapa jauh AS menyatakan diri berkoalisi jika kepentingan negara itu diinjak-injak oleh negara lain, apalagi oleh sebuah negara yang tidak diperhitungkan?

AS berhasil menumbangkan Pemerintahan Saddam Hussein. AS berhasil menggantikannya dengan pemerintahan demokratis. Tetapi tetap saja kekacauan tidak berhenti di Irak. Tetap saja bom mobil terjadi di negara itu. Sulit mendeteksinya.

Baru-baru ini secara menggagetkan pasukan Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS)  berhasil menguasai kota kedua terbesar di Irak, meski pada akhirnya berhasil dipukul mundur. Itu pun setelah pasukan intelijen AS menyebar intel-intelnya memudahkan pasukan Irak menggempur pertahanan NIIS. AS berhasil. Tetapi perlu diketahui membombardir pasukan NIIS tidak semudah membalik telapak tangan. Pasukan ini sulit dideteksi. Pasukan ini ada juga berasal dari pasukan Irak yang tidak puas dengan kebijakan pemerintahan sekarang ini. Juga terdiri dari pasukan mentan Presiden Saddam Hussein. Itulah sebabnya bom-bom dengan mudahnya meledak di tempat umum.

AS boleh jadi kewalahan.Tetapi semangat memburu pasukan mantan Saddam Hussein atau pasukan-pasukan Irak yang membelot. Mau tidak mau sudah membentuk koalisi utama yang terdiri dari Inggris, Perancis, Jerman, Kanada, Australia, Turki, Italia, Polandia dan Denmark.

Ini baru satu sisi kita bahas yaitu  di Irak. Belum lagi di Suriah,negara yang berbatasan langsung dengan Irak,  karena mereka menyatakan bukan hanya Negara Islam di Irak, tetapi juga di Suriah. Seandainya saja AS dan sekutunya berhasil memberantas Negara Islam di Irak, di Suriah tidak mungkin terjadi. Sudah tentu lain Irak, lain juga di Suriah.

Saya membayangkan wilayah ini akan resmi menjadi dua kemungkinan, Irak sudah pasti didominasi AS dan sekutunya, sedangkan Suriah masih menjadi tanda tanya, tetapi tetap AS tidak bisa masuk ke sana, kecuali ada berbagai perubahan kebijakan. Di Suriah bisa dimungkinkan dua  skenario terjadi.Pertama, Pemerintahan Suriah sekarang tetap berdiri, didukung penuh Rusia (pasukan NIIS bisa dikalahkan pasukan Suriah). Kedua,   Pemerintah Suriah tumbang bukan oleh NIIS sendirian tetapi gabungan NIIS dan AS, karena masalah kepentingan, di dalam politik bisa saja terjadi perubahan-perubahan.

Yang terjadi sekarang, AS tidak mampu berbuat di Suriah. Utamanya AS tidak punya akses masuk ke sana. Baru-baru ini  AS berusaha menyewa  intelijen untuk membantunya memberi informasi, tetapi tetap saja tidak berhasil.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline