Lihat ke Halaman Asli

700km, -25 derajat, ide GILA (1)

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13006815791938825902

[caption id="attachment_95713" align="alignleft" width="483" caption="Sedang bersiap-siap untuk melakukan menempuh perjalanan 700 km dalam kebekuan di bawah siraman salju "][/caption] Musim dingin di kota Moskow, Rusia, sangatlah ekstrim. Pada bulan Desember-Februari rata-rata suhu udara mencapai titik terendah sekitar -15 hingga -25 derajat. Bahkan pada waktu tertentu bisa menembus hingga -35 derajat. Biasanya udara paling dingin sekitar akhir Januari hingga awal Februari. Baru 5-10 menit di udara terbuka, ujung kaki sudah tidak berasa saking bekunya, hidung terasa berat untuk menarik nafas, bibir terasa kaku untuk bicara seperti orang yang baru belajar bicara. Belun lagi jika udara cerah, semilir angin kutub utara berhembus hingga menembus sum-sum tulang, yang bisa membuat udara rasanya semakin dingin menusuk dan membuat orang malas beraktifitas di luar. Kebanyakan orang Indonesia di Moskow pada musim seperti ini hanya sekitar Rumah-Kantor-Mall-Rumah. Tidak banyak aktifitas yang dilakukan di luar gedung kecuali dalam keadaan terpaksa. Namun udara dingin adalah anugrah Tuhan yang harus kita nikmati dan kita syukuri. Aktifitas tetap bisa dilakukan walaupun terbatas. Karena dingin tersebut, muncul ide secara spontanitas untuk mencoba uji nyali menembus kebekuan Rusia menyusuri jalanan bersalju antara Moskow- Saint. Petersburg, Rusia, yang berjarak sekitar 700km dengan waktu tempuh 16 jam di musim salju dan sekitar 7-9 jam di musim panas. Banyak yang meragukan dan menghawatirkan perjalanan ini, hingga timbul pertanyaan "Apakah Berani?, Bagaimana jika mogok dijalan?, Bagaimana jika nyungsep ke jurang karena jalan licin bersalju?".  Perasaan ragu ada, tapi dengan ragu tersebut makin penasaran. Keraguan muncul kembali sewaktu kepala Sekolah Indonesia Moskow tertarik menjajal Mercy Rusianya (Sedan Volga buatan Rusia) merambah jalur Moscow-St. Petersburg. Apakah mungkin nyampe ke St. Petersburg?. Pertanyaan itu terus menghantui dan sempat akan membatalkan perjalanan. [caption id="attachment_95720" align="alignright" width="300" caption="Istirahat sejenak setelah 5 jam tancap gas nonstop. Terlihat kiri kanan jalan hutan yang jauh sekali dari pemukiman penduduk. Untung salju mereda dan jalanan baru dibersihkan."]

1300683153787370643

[/caption] Pagi itu sekitar pkl. 03.00 waktu Moskow perjalanan di mulai dari Jalan Donskaya 18/7 Moskow. Dalam bagasi mobil penuh perbekalan, dari mulai kopi hangat dalam termos, wedang jahe, kue bolu pisang, hingga susi buatan sendiri. Ditambah beberapa tas pakaian ganti memenuhi bagasi mobil. Hingga detik-detik mau berangkat perasaan was-was terus menghantui...Nyampe gak nih ke St, Petersburg?.....  Suhu udara di luar yang terpampang di dashboard mobil menunjukan angka -18 derajat. Itu karena di dalam kota. Di luar kota biasanya lebih dingin 5-7 derajat. Rintik salju bulan Desember yang turun mengiringi perjalan kami. Rasa ragu dikalahkan oleh rasa penasaran ingin merasakan bagaimana rasanya traveling dalam kebekuan udara dan di bawah guyuran salju. Sepanjang perjalanan harus konsentrasi penuh pada jalan yang licin dan bersalju. Sewaktu-waktu ban bisa selip, ber-slalom di tengah jalan, atau bisa saja nginjak rem mendadak tetapi mobil tetap meluncur karena licin. Kecepatan rata-rata 60-70 km/jam, maksimal paling sekitar 80 km/jam. Lebih dari itu tidak berani. Bisa dibayangkan jarak 700 km dengan kecepatan 70 km/jam,kapan nyampenya? itu jika jalannya rata dan lurus serta lebar. Sepanjang jalan tidak selamanya mulus, kadang jalan kecil dan bergelombang. pada keadaan seperti ini kecepatan rata-rata 50 km/jam, maksimal 70 km/jam. Kilometer demi kilometer terus dilalui dengan rasa was-was takut mogok atau nyungsep ke jurang. Setelah menempuh 5 jam perjalanan, sekitar pkl. 08.00 pagi kami baru melewati kota Tver yang berjarak sekitar 200 km dari kota Moskow. Di luar sudah mulai terang, namum lewat dari kota tver barulah terlihat pemandangan yang menarik sekaligus membuat nyali jadi C I U T. (bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline