Lihat ke Halaman Asli

Ketika Supersemar Menjelma "Semar Super"

Diperbarui: 11 Maret 2018   12:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: edunews.id

Absurd ! itulah keyakinan penulis terhadap perjalanan bangsa besar yang menghuni surga khatulistiwa, bangsa Indonesia. Hingga kini perjalanan bangsa disandarkan pada sandaran, ataupun pijkakan yang sungguh menurut hemat penulis tidak ayak menyadi pijakan. Pembangunan bangsa yang disandarkan pada apa yang disebut sebagai "Surat Perintah Sebelas Maret", Super Semar, yang hingga kini ujud surat otentiknya belum pernah ada.

Surat penuh misteri, dimana  keberadaan naskah otentik Supersemar menurut sejarawan Asvi Warman Adam, seperti ditulis Kompas, keberadaan naskah otentik Supersemar hingga kini belum diketahui. Kendati lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia menyimpan tiga versi naskah Supersemar, ketiganya tidak otentik.

Setiap tahun, utamanya sekitar 11 Maret, dan bangsa Indonesia membicarakan  tentang Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) akan selalu sejumlah kontroversi dan tanda tanya  besar tentang  hal itu. Bahkan hingga  kini, 52  tahun setelah surat sakti itu dikeluarkan, sederet kontroversi dan tanda tanya itu terus mengitari bangsa ini.

Posisinya sebagai secarik surat dengan ragam tanya, namun begitu sakti hingga menjatuhkan Presiden Sukarno 'lah yang menjadi pangkal timbulnya kontroversi dan tanda tanya seputarnya. Berikut ini tiga kontroversi dan tanda tanya seputar Supersemar. Pendek kata,  surat perintah tertanggal  11 Maret itu telah menjelma Semar  Super,  Semar yang dapat melakukan segalanya,  yang dapat mengalahkan kekuatan dewa sekalipun bahkan hanya dengan senjata kebusukan kentutnya demikianlah ?

Sejauh pemahaman penulis, Semar adalah nama tokoh panakawan paling utama dalam pewayangan Jawa dan Sunda.   Semar adalah putra Sang Hyang Wisesa, ia diberi anugerah mustika manik astagina, Tokoh ini dikisahkan sebagai pengasuh sekaligus penasihat para kesatria dalam pementasan wairacarita Mahabharata dan Ramayana dari India. Meski demikian, nama Semar tidak ditemukan dalam naskah asli kedua wiracarita tersebut (berbahasa Sanskerta), karena tokoh ini merupakan ciptaan tulen pujangga Jawa sendiri.

Mustika Manik Astagina yang dimiliki oleh Semar  mempunyai 8 daya, yaitu: tidak pernah lapar, tidak pernah mengantuk; tidak pernah jatuh cinta; tidak pernah bersedih; tidak pernah merasa capek; tidak pernah menderita sakit; tidak pernah kepanasan ; tidak pernah kedinginan.  Kedelapan daya astagina tersebut diikat pada rambut yang ada di ubun-ubun atau kuncung, oleh karena itu dalam wayang purwa, atau wayang kulit, ujud semar senantiasa ada kuncung di kepalanya.

Disi lain, dengan segala kehebatannya, superiornya, Semar atau tersamar, Atau Ismaya atau  Maya adalah sebuah cahaya hitam. Cahaya hitam tersebut untuk menyamarkan segala sesuatu. yakni : yang ada itu sesungguhnya tidak ada; yang sesungguhnya ada, ternyata bukan.;yang bukan dikira iya; yang wanter (bersemangat) hatinya, hilang kewanterane (semangatnya), sebab takut kalau keliru;

Bagi kita yang hidup di zaman berkuasanya rezim Orde Baru, yang dibangun oleh klaim penyerahan kekuasaan melalui Super Semar, peneguhan cahaya hitam yang penuh penyamara, hipokritisme sangat-sangat sangat terasa. Tampil sebagai Smiling General, penuh senyum, tetapi berapa banyak rakyat sendiri yang diberondong oleh muntahan senjata aparatya melalui tragedi Tanjung Priuk, Penembakan Misterius (petrus), maupun melalui penculikan-penculikan aktivis. Bahakan berapa juta jita jiwa anak bangsa yang menjadi kurban menjadi Lost generation akhibat korupsinya,

Mengingat Super Semar sendiri napaknya sudah dikonsep dan hanya disodorkan kepada Presiden Soekarno oleh orang kepercayaan Soeharto, sangat memungkinkan tanggal, waktu, bahkan nama secatik surat itu juga telah dipetung (dihitung sesuai kepercayaan Jawa) dengan akronim yang tepat dengan idealisme kesaktian dan filosofi dari salah satu tokoh punakawan itu. Yang pada ahirnya kita melihat Super Semar itu menjadi Semar Super dengan bayangan hitam yang memenuhu jagad nusantara ini.

Akankah kita terus dibayangi oleh Cahaya Hitam itu dan masa depan Indonesia sendiri  semakin kelam ? Tentu terpulang pada kita semua bangsa Indonesia, yang pasti menurut hemat penulis, karena faktanya tidak ada satu pun bukti otentik Super Sermar, ada baiknya harus diputuskan bahwa Super Semar tidak pernah ada. Sudah barang tentu, itu berkonsekuansi terhadap klaim-klaim yang selama ini ada. Yang terpenting, bayangan hitam dari Semar Super itu dapat lenyap dari bumi pertiwi. Dan kita melangkah ke depan tanpa dibayangi cahaya hitam masa lalu. Bisakah ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline