Lihat ke Halaman Asli

Higher Order Thinking Skills Guru

Diperbarui: 25 November 2016   18:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di tengah semarak menyambut hari Guru 25 Nopember 2016, guru guru Indonesia dihadapkan pada satu tantangan besar terkait dengan fakta bahwa kualitas peserta didik kita sangat memprihatinkan. Merujuk hasil study PISA (Programme for International Student Assessment) menunjukan bahwa pada umumnya kemampuan peserta didik Indinesia sangat rendah dalam : (1) memahami informasi yang komplek; (2) teori, analisis dan pemecahan masalah; (3) pemakaian alat, prosedur dan pemecahan masalah; dan (4) melakukan Investigasi. Keempat kemampuan itu dikenal dengan kemampuan berfikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS). 

Kemampuan berfikir tingkat tinggi merupakan salah satu kompetensi penting dalam dunia modern, sehingga wajib dimiliki oleh setiap peserta didik. Yang termasuk dalam katagori kemampuan berfikir tingkat tinggi adalah kemampuan untuk memecahkan masalah (problem solving), kemampuan berfikir kritis (critical thinking), berfikir kreatif (creative Thinking), kemampuan berargumen (reasoning).dan kemampuan mengambil keputusan (decision making).  Tulisan ini akan memaparkan secara singkat beberapa aspek dari kemampuan berfikir tingkat tinggi ini, namun perlu digaris bawahi bahwa untuk dapat meningkatkan kualitas peserta didik ke arah HOTS maka sangat perlu bagi guru untuk menjadikan dirinya guru-guru yang HOTS terlebih dahulu. 

1. Kemampuan Problem Solving 

Solving Problem solving adalah proses dengan menggunakan strategi, cara atau teknik tertentu untuk menghadapi situasi baru agara keadaan tersebut dapat dilalui sesuai dengan keinginan yang ditetapkan. Mengajarkan penyelesaian masalah kepada siswa, memungkinkan siswa itu lebih analitik dalam mengambil keputusan dalam hidupnya .

Kita memahami, untuk menyelesaikan masalah seseorang harus menguasai hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya dan kemudian menggunakan dalam situasi baru. Karena itu masalah yang disajikan kepada peserta didik harus sesuai dengan kemampuan dan kesiapannya serta proses penyelesaiannya tidak dapat dengan prosedur rutin. Cara melaksanakan kegiatan mengajar dalam penyelesaian masalah ini, siswa diberi pertanyaan-pertanyaan dari yang mudah ke yang sulit berurutan secara hiarki`

Untuk melakukan pembelajaran untuk pengembangan kemampuan pemecahan masalah harus diawali dari kemampuan guru dalam penyelesaian masalah dalam prosesa apembelajaran itu sendiri. Yang utama harus dilakukan adalaan guru harus dapat menganalisis kemampuan siswa dana kesiapanannya dalam mengikuti suatu pembelajaran.

2. Berfikir Kritis (critical Thinking)

Berpikir kritis atau Critical thinking is a way of deciding whether a claim is true, partially true, or false. Artinya adalah sebuah cara menentukan apakah sebuah klain itu benar, sebagian besar, atau salah. Jadi, berpikir kritis tidak melulu melihat kesalahan saja, tetapi melihat kebenaran juga. adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan.

Ada banyak manfaat dari kemampuan berfikir kritis, diantaranya  adalah : 1.  Memiliki banyak alternatif jawaban dalam menghadapi permasalahan  dan ide yang mencul ketika berhadapan dengan problematika  ; 2. Mudah memahami sudut pandang orang lain sehingga muncul sikap saling memahami dan toleransi ; 3. Menjadi rekan kerja yang baik, dengan semangata team work ; 4. Memiliki kemandirian yang dapat diandalkan ketika diberi tanggung jawab ; 5. Terbukanya kesempatan untuk  menemukan peluang baru; 6. Meminimalkan salah persepsi dengan demikian akan menghindari munculnya konflik atau perselisihan i; 7. Tidak mudah ditipu

Untuk mengembangkan Critical Thinking skill  ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat diterapkan oleh  guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran  antara lain adalah (1) mengadakan dasar penilaian untuk memberikan final siswa jika mencipta sesuatu merupakan 20% dari keseluruhan nilai, (2) mendeskripsikan syarat pelajaran secara mendetail sesuai silabus dengan menambah area online (alamat website) yang dapat menyediakan akses informasi secara mudah, (3) memberikan orientasi pelajaran, (4) instruktur memberi pendapat untuk siswa dalam pemberian masalah lewat e-mail untuk memberi penguatan yang positif, dan beberapa hasil pelajaran dipadukan setelah pembelajaran usai.

3. Berfikir Kreatif (Creative Thinking)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline