Lihat ke Halaman Asli

Pentingnya Kesepahaman Mendidik Siswa

Diperbarui: 14 Juli 2016   12:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kisah ini terjadi ketika penulis menjadi pendidik di SMA Islam Ta'allumu Huda Bumiayu Brebes Jawa tengah. Waktu itu, kepala sekolah, Bapak Gatot Susanto, baru selesai menerima tamu orang tua murid. Orang tua ini sangat sulit sekali dipanggil ke sekolah untuk membicarakan masalah mendidikan anaknya. Ada saja,  alasan untuk mangkir dan tidak  hadir ke sekolah. Sehingga Pak Gatot sampai memeberikan pembelajaran dengan menganalogikan "menitipkan mendo" alis kambing. 

Pak Gatot : "kalau bapak nitipin kambing, biasanya bagaimana, sering dilihat enggak" (dalam bahasa Jawa)

Orang tua: "ya sering ditilikin Pak."

Pak Gatot : "Dilihat apanya pak ?"

Orang Tua: "Ya lihat kambingnya gemuk tidak, makanannya baik tidak, kandangnya bersih tidak"

Pak Gatot : "bapak menitipkan kambing begitu perhatian,  menitipkan anak dididik di sekolah ini kok susah sekali dimohon datang'

Orang Tua : terdiam...

Pak Gatot : "Artinya, bagi Bapak kambing lebih penting dari Anak".

Di tengah gencarnya himbauan agara orang tua bisa hadir di sekolah saat hari pertama sekolah penulis jadi ingat  kisah Pak Gatot berhadapan dengan orang tua yang sangat sulit untuk datang ke sekolah itu. Kisah betapa sulitnya orang tua mau datang ke sekolah memang bukanlah isapan jempol belaka. Betapa banyak orang tua murid hanya mewakilkan kepada pihak tertentu terkait dengan kepentingan pendidikan anaknya di satu sekolah, seperti rapat-rapat,konsultasi,maupun pengambilan raprot (laporan hasil belajar), bahkan tidak jarang, untuk mengambil rapot, orang tua hanya mewakilkan dengan membayar tukang ojek. Bagaimana sekolah bisa memberikan bebebagai perkembangan pendidikan anak nya ? 

Oleh karena itu himbauan agar orang tua hadir ke sekolah pada hari pertama sekolah, sangat penulis  apresiasi, tentu dengan beberapa usulan. 

Pertama, kehadiran orang tua hendaknya tidak sekedar hadir secara fisik, tetapi hadir totalitas, lahir batin dengan maksud benar-benar mengenal lingkungan pendidikan baru bagi buah hatinya. Kedua, kehadiran itu akan lebih bermakna jika disertaitindakan riil untuk bersama-sama pihak sekolah bermusyawarah sebaik mungkin dengan keputusan-keputusan riil sebuah kesepahaman bersama terkait dengan berbagai hal (hak, wewenang, tanggung jawab, reward and punishment  termasuk mekanisme pemecahan masalah jika suatu saat terjadi) terkait dengan semua aspek pendidikan di sekolah tersebut. Nota kesepahaman ini menjadi sangat penting untuk dijadikan patokan dalam proses pendidikan di sekolah tersebut. Termasuk untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak kita inginkan, sebagaimana fenomena ahir-ahir ini. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline