"Penjajahan paling halus dan paling dahsyat daya destruktifnya adalah Imperialisme Pendidikan. Imperialisme Ghaswul fikri ini dapat memusnahkan Suatu bangsa Melalui pencerabutan jati diri, gaya hidup dan way of lifenya (seluruh Milah nya) dan mengikuti Jati diri, gaya hidup dan jalan hidup sesuai Milah penjajahnya (Imperalis)." Darwono Tuan Guru
Terkait dengan Kurikulum 2013, Pada edisi Pertengahan 16 Juli 2014, dengan Judul "Kurikulum 2013 dan Bahaya Sekularisasi" kami menulis : Oleh karena itu, meski pada kurikulum 2013 menempatkan semua kompetensi termasuk kompetensi inti spiritual (KI 1) dalam level yang sama dalam proses evaluasi, terutam terkait dengan penentuan tuntas/naik.lulus apa tidak, akan tetapi pada saat yang sama menumbuhkan sekulerisasi dalam diri peserta didik, sebuah proses membentuk individu individu berbaju keimanan tetapi jauh dari nilai-nilai ketaqwaan sebagaimana muncul dalam fenomena orang-orang alim namun dzalim."
Dari pemunculan dan pemberlakuan K13 yang tidak wajar, jika dikaji detail (tidak sekedar aspek teknis) kita dapat melihat Hidden Agenda nya. Yakni Sekulerisme, padahal KTSP saat itu sudah sampai pada penyempurnaan KTSP BERKARAKTER DAN EKONOMI KREATIF. Mendikbud dimohon Menghentikan K13. Jika ada pihak 2 yg terus menjalankan K13, akomodir dalam keberagaman KTSP.
Jika dikaji dari aspek teknis, mungkin berbagai aspek Kurikulum 2013 tidak ditemukan peroblematika, namun jika dikaitkan dengan aspek filosofis, maka nampak bahwa kurikulum 2013 sangat potensial menggiring peserta didik, guru dan masyarakat kedalam masyarakat sekulr. Coba kita fikirkan apakah berlaku jujur adalah sikap yang diperintah agama ? Apakah bersikp peduli adalah ajaran Agama ? apakah disiplin juga pengamalan ajaran agama ? bagi orang beriman pasti menjawab iya. Tetapi pada Kurikulum 2013 Peduli, disiplin, Jujur dll bukan termasuk dalam pengamalan Ajaran Agama.
Afektif pd KTSP dirumuskan dalam indikator tiap KD, artinya ada keterkaitan tiap Kompetensi Dasar dengan Affekif menyeluruh. Indikator ini dapat dirumuskan sesuai KD atau bidang kajian. Kontektual bidang kajian dg nilai keagungan tuhan terus dikaitkan. Pada K13, hal ini (KI 1 dan KI 2 yang dipisah) dirumuskan Cukup sekali.
Kurikulum 2013 (K13) Jelas berparadigma SEKULERISASI hal ini dapat terlihat dari berbagai aspeknya. Pada aspek materi telah hilang RUH spiritual Pengakuan Keagungan Tuhan , yang telah dirintis sejak 35 tahun lalu sejak kesadaran beragama, terutama muslim sebagai mayoritas warga di negara kesatuan Republik ini yakin akan kesempurnaan Islam untuk seluruh aspek kehidupan.
SEKULERISASI makin jelas pada aspek penilaian. Pemisahan Pengamalan agama (KI 1) dan Sikap Sosial (KI 2) jelas dilandasi paradigma sekuler bahwa berbagai aspek sosial bukan cerminan agama seperti dijelaskan di atas. Hali ini adalah upaya menghancurkan klehidupan bangsa Indonesia melalui pendidikan setelah kesadaran beragamaan dibangun melalui dunia pendidikan, bahkan pada akhirnya pendidikan juga dilinkan dengan hal riil dalam industri pada Era BJ Habibie dikenal dengan konsep Link and mach, dan terus dikembangkan pada hal yang lebih luas dengan pendidikan kontekstual, yang pada ujungnya adalag KTSP Berkarakter dan Berekonomi Kreatif, dengan integrasoi afektif (Sikap) yang diindikatorkan pada tiap KD (kompetensi dasar).
Jika memang demikian, maka kehadiran K13 dan pemaksaan keberlakuannya pada semua sekolah merupakan bagian dari Ghaswul fikri, Imperialisme pendidikan dengan Konsep Pendidikan Yang berketuhanan yang maha Esa, dengan meletakkan Pendidikan sebagai bagian integral dari pembentukan manusia Indonesia yang bertakwa menjadi pelepasan Nilai-nilai Ketuhanan dari nilai-nilai sosial memalui praktek pendidfikannya.
Jika demikian maka, pertama, Umat beragama di Indonesia terutama Umat Islam Indonesia harus MENOLAK K13, ke dua, jika Pemerintah tetap meberlakukan K13 pada sekolah-sekolah prototipe dengan spesifikasi yang bersekolah disitu adalah siswa-siswa unggul, berarti pemerintah mendidik kader bangsa yang Unggul dalam sekulerisme. Sudah barang tentu kader unggul ini diharapkan mampu membawa seluruh masyarakat Indonesia ke dalam Jurang Sekulerisme lebih kaffah. Itukah Hideen Agenda mereka ?
Wallahu a'lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H