Perintah melaksanakan shalat bagi umat Islam sudah menjadi kewajiban setiap individu (fardhu 'ain). Namun, di Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan, dibawah kepemimpinan Bupati H Adnan Purichta Ichsan membuat inovasi, yakni gerakan shalat dhohor berjamaah para ASN (Aparat Sipil Negara dalam lingkup Pemkab Gowa.
Kebijakan ini telah disambut baik berbagai pihak khususnya para ASN sendiri. Alasannya, dengan shalat berjamaah waktu dhohor bagi ASN, sungguh banyak manfaatnya bagi mereka. Selain, bisa duduk bersama atau shalat berjamaah dengan para pemimpin formalnya, yakni bupati/wakil bupati,dan kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dan kepala unit kerja lainnya dalam satu momen ritual, juga kegiatan rutinitas ASN sebagai pelayan masyarakat dan abdi negara dapat terjaga dari nilai-nilai ibadah dengan mengharap ridha Allah SWT.
Bukan hanya itu, gerakan shalat berjamaah shalat dhohor para ASN di lingkup Pemkab Gowa, diharapkan dapat memberi rasa persatuan, soliditas. kedisiplinan dan persamaan dalam menjalankan tugas pelayanan masyarakat yang lebih berkualitas dan efektif. Dalam melaksanakan shalat berjamaah waktu dhohor bagi ASN, itu juga bagian dari dakwah bilhal (perbuatan) yang dimulai dari seorang pemimpin hingga bawahannya.
Pasca pemberlakuan gerakan shalat berjamaah dhohor di Kabupaten Gowa, berdasarkan pantauan penulis di berbagai kantor dinas, badan dan hingga kantor desa di daerah ini, begitu mau masuk waktu shalat dhohor, semua kegiatan pegawai dihentikan. Bahkan, mereka bergegas ke mushallah atau masjid yang terdekat dari tempat kerjanya. Jika gerakan shalat dhohor berjamaah bisa diaktualisasikan sepanjang hari kerja di setiap unit kerja dalam lingkup Pemkab Gowa, maka bukan mustahil rahmat Allah akan turun dari langit dan masyarakat Gowa akan dijauhkan dari berbagai musibah seperti banjir bandang dan angin puting beliung.
Sekedar diketahui, ketika program JPecerahan Qalbu Jumat Ibadah dicanangkan oleh Bupati Gowa saat itu dijabat H Ichsan Yasin Limpo pada tahun 2005 lalu. Dalam kurun 10 tahun pemerintahannya, kemudian dilanjutkan putranya menjadi bupati Gowa, kini tak ada lagi ancaman bencana alam berupa banjir yang dasyhat dan menakutkan bagi rakyat Gowa.
Dibandingkan tahun sebelumnya terutama antara tahun 1998 sampai 2004, telah berulang kali terjadi longsor gunung Bawakaraeng, sejumlah jembatan putus dan Sungai Jeneberang Banjir bandang. Mungkin ini juga doanya para pemimpin di daerah ini terutama para muballiq dan umat Islam yang mengikuti kegiatan jumat ibadah setiap Hari Jumat mulai pukul 8:00 hingga !0:00 Wita agar Kabupaten Gowa jauh dari berbagai musibah.
Masyarakat Kabupaten Gowa berharap bahwa kehadiran gerakan shalat dhohor berjamaah bisa membawa dampak positif yang lebih besar dan luas, yakni melebihi dari harapan program pencerahan qalbu Jumat Ibadah. Hanya dengan itu, pemerintah daerah bisa lebih concern memikirkan daerah dan nasib rakyatnya dapat hidup tenang dibawah naungan ridha Allah SWT. Allahu "Alam Bissawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H