Lihat ke Halaman Asli

Telur Asin Buatan Warga Panciro Tembus Singapura

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Ide pembuatan telur asin warga Desa Panciro pertama difasilitasi pengurus Majelis Taklim Al-Hidayah Panciro. Produksi telur asin saat itu tidak banyak, hanya sekedar memenuhi kebutuhan di kalangan anggota Majelis Taklim Al-Hidayah Panciro. Namun, sisanya juga ditawarkan kepada ibu Tim Penggerak PKK tingkat Kabupaten Gowa dan sebagian lagi diantarkan kepada sejumlah hotel di Kota Makassar sebagai upaya promosi untuk membuka peluang pangsa pasar. Sayangnya, peluang yang cukup berprospek itu kurang dikembangkan lebih lanjut pengurus Majelis Taklim Al-Hidayah Panciro karena kesulitan modal usaha. Hal ini dibenarkan Ketua TP PKK Desa Panciro Muliati Hasan. Malah dia menegaskan, awal pembuatan telur asin warga Panciro cukup diminati banyak pihak terutama jajaran Tim TP PKK Kabupaten Gowa dan Provinsi Sulsel. Bahkan, mereka minta menjadi langganan tetap menkonsumsi telur asin tersebut buatan warga Panciro. ''Kita layani dalam bentuk partai dan rupanya mereka suka. Dari sinilah cikal bakal dikenalnya telur asin buatan warga masyarakat Panciro," ujar Muliati Hasan yang juga pembina Majelis Taklim Al-Hidayah Panciro.

[caption id="attachment_116043" align="aligncenter" width="600" caption="Telur Asin/Ft:blog-warta.blogspot.com"][/caption]

Meski pengurus Majelis Taklim Al-Hidayah Panciro tidak lagi memperoduksi telur asin sesuai permintaan konsumen. Namun Muliati Hasan mengaku, sebagian warga Panciro khususnya dari binaan majelis Taklim Al-Hidayah Panciro sudah mampu membuat sendiri telur asin. Sebut saja, Hj Salma Dg Ngenang, sudah berhasil membuat telur asin dengan modal sendiri. "Sekarang ini, sebagian warga terutama ibu PKK dan anggota Majelis Taklim Al-Hidayah Panciro sudah terampil membuat telur asin yang memang khasiatnya berbeda dengan produksi telur asin dari daerah lain," tutur Muliati Hasan, kemudian dibenarkan Ketua Majelis Taklim Al-Hidayah Panciro, HJ Rosnani Gusti. Penuturan istri Kepala Desa Panciro itu, bukan tanpa alasan. Malah Ketua Komisi A DPRD Sulsel Hj Tenri Olle Yasin Limpo, SH saat reses di Panciro Jumat pekan lalu mengaku, kalau telur asin produksi warga Panciro dipajang dalam suatu pameran berskala internasional di Singapura. "Saya kebetulan berada di pameran itu, lalu saya tanya kepada petugas pameran tersebut, telur asin yang satu ini berasal dari mana. Lalu mereka menjawab, telur asin yang dimaksudi itu berasal dari Panciro, Kabupaten Gowa, Sulsel. Saya sebagai warga Kabupaten Gowa tentu saja terkejut, sekaligus bangga ternyata warga Panciro terampil membuat telur asin yang bisa menembus pangsa pasar Singapura," ungkap Tenri Olle Yasin Limpo kepada sekitar 400 warga yang hadir dalam reses tersebut. Setelah menerima berbagai sumbang saran dan permintaan dari sejumlah tokoh masyarakat Desa Panciro, Tenri Olle Yasin Limpo berjanji melakukan komunikasi dengan pihak terkait khususnya pihak Dinas Perdagangan dan bank mencoba menggulirkan bantuan modal usaha bagi kelompok usaha kecil khususnya para pembuat kue dan telur asin di Desa Panciro. Janji mantan Ketua DPRD Gowa itu disambut gembira para ibu pembuat kue yang sempat hadir dalam acara reses anggota DPRD Sulsel. Malah, Tenri Olle Yasin Limpo juga mengaku, kalau kue-kue tradisional buatan warga Panciro terkenal di berbagai lapisan masyarakat. Sementara Muliati Hasan menjelaskan, setiap ada lomba membuat kue tradisional bagi ibu-ibu PKK tingkat Kecamatan Bajeng, selalu saja Desa Panciro juara satu.. Hal itu dibenarkan Kepala Desa Panciro, Hasanudinn Ahmad, S.Pd. Bahkan, dia hanya mengharapkan kepada wakil rakyat, pemerintah daerah dan pihak terkait agar memperhatikan warga masyarakatnya yang terampil dalam berbagai jenis usaha, seperti pembuatan telur asin dan kue-kue. "Mereka sudah punya modal dasar berupa keahlian, tapi modal uang yang menjadi kendala selama ini. Karena itu, perhatian semua pihak perlu lebih konkret lagi. Ini juga sebagai solusi untuk mengurangi angka pengangguran, sebaliknya membuka peluang kerja bagi ibu-ibu dan muaranya adalah peningkatan taraf hidup masyarakat," demikian Hasanuddin Ahmad sembari menambahkan, kondisi peran ibu-ibu Desa Panciro mulai membaik setelah TP PKK aktif melakukan berbagai kegiatan pemberdayaan kepada kaum perempuan dan pembinaan Majelis Taklim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline