Lihat ke Halaman Asli

Imaji Si Ibu

Diperbarui: 5 Januari 2017   11:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bekerja adalah integral kehidupan. Bekerja adalah hakekat kehidupan. Bekerja keharusan dalam menjalani kehidupan.

“Saya pikir, tidak ada hari yang panjang bagi orang yang sibuk bekerja. Kita harus lepas dari amnesia kerja. Keteguhan hati untuk bekerja, akan terhindar dari kompromi berleha-leha.”


Menjabarkan semua referensi yang ada, terkesan si Ibu ini adalah “bandel” bekerja.

Usia tua, semestinya masa tinggal beristirahat - masa menikmati hidup. Toh, tidak ada lagi yang harus ditanggulangi – dibiayai, apalagi diperjuangkan.

Satu waktu, satu “petisi” yang pernah disampaikan kepada beliau. Bagaimana, agar Ibu ini tinggal saja bersama dengan anak-anaknya, jadi tidak tinggal sendiri, karena tidak ada yang “mengawasi” kalau dia selalu “kabur” ke ladang dengan penuh aktivitas.

Argumentansi dengan penolakan halus pun sering dia sampaikan dengan sangat apik, aku kerja itu karena; “pikiranku menjadi sehat, tubuhku pun bergerak dan hatikupun terhibur.”

“Kalau dulu aku pergi ke ladang bekerja untuk mencukupkan kebutuhan, sekarang tidak, tidak untuk mencari uang lagi, tapi memang tidak bisa aku berdiam diri.”

Petisi itu pun runtuh.

Terkadang, seperti prasangka saudara dan koleganya pun sulit untuk dijawab, ketika mempertanyakan; “Kenapa si Ibu itu terus aja mau bekerja, sedikit pun tidak bisa diam.”

“Kalau aku berdiam diri, sepertinya badan sakit, dan akupun merasa seperti sibodoh-bodoh,” tuturnya.

Bekerja adalah rahmat jika ada keteguhan hati yang kuat, tulus dan jujur mengerjakannya. Bagi siapa pun, tentu kalimat ini menceritakan pada seseorang yang selalu semangat dan tak mudah menyerah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline