Lihat ke Halaman Asli

Konteks Tanpa Teks

Diperbarui: 2 Mei 2016   17:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, dan buah dikenal dari pohonnya.” Pepatah lama yang masih tetap popular yang menceritakan keteladanan manusia.

Sosok kakek bagi kami, acap kali memperagakan arti dan makna kehidupan. Apa saja yang ia lakukan pasti mencontohkan yang baik, apalagi sampai ia memperkatakannya.

Saya selalu seperti dipaksa berpikir sejenak, atas setiap perkataa dan sikapnya. Bicarnya memang sederhana, tapi susah meluputkannya dari pikiran.

“Kalau kita sedang melintas dijalan, melihat ada tali kerbau orang lepas dari tambatannya, jangan dibiarkan ya. Ikatkan saja lagi pada tambatanya kembali, dengan begitu, kerbau itu tidak lepas lebih jauh lagi. Si empunya kerbau pun tidak bingung mencarinya,” satu kali pesan kakek.

“Jangan terlalu takut untuk sedikit repot berbuat kebaikan bagi orang lain,” tegasnya lagi.

Dikampung kami, memelihara kerbau adalah satu pilihan. Kerbau dapat membantu menarik kereta. Petani sangat terbantu dalam mangangkut hasil tani dari ladang ke pasar dengan kereta kerbau.

Kerbau-kerbau, biasanya ditambatkan pada area dimana kerbau itu dapat makan rumput. Memang, tali kerbau ada saja lepas dari tambatannya. Kalau sampai lepas, tentu si empuya kerbau akan kebingunan mencari-cari keberadaan kerbaunya, karena kerbau bisa saja pergi jauh.

“Belajar dari hal-hal yang sulit adalah baik. Baik, agar kita terbiasa menghadapi kesulitan,” satu kali ucap kakek.

“Kalau disekolah ada kurikulum pelajaran, mungkin ini kurikulum kehidupan kali ya?” pikirku.

Kita akan terasah menjadikan hal yang sulit, untuk menjadi lebih mudah. Tentu, jika kita tidak pernah menolak kesulitan itu. Kemudahan tentu harapan bagi setiap orang, namun, tidak mudah mendapatkannya. Tidak mau berusaha, atau menolak jika mengalami kesulitan, mustahil mengalami kemudahan.

Rutinitas kakek setiap hari adalah ke ladang. Kalau memperhatikan beliau berjalan, sesekali menunduk, dan kebanyakan memandang luas kedepan. Tempo irama langkah kakinya pun, teratur, seperti keteraturan penuturan dan sikap kesehariannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline