Lihat ke Halaman Asli

Darwin Malakuin

Pencari Makna

Fadli-Fahri Mengajarkan Anak Cucu Kita Bagaimana "Orang Jahat" Bisa Duduk di Parlemen

Diperbarui: 13 Maret 2019   00:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar:Daripos.com

Coba Anda ketik Fadli Zon atau Fahri Hamzah di Laman mbah gugle, apa yang muncul? Ratusan laman yang berisi kritikan terhadap pemerintah (Jokowi). Minim sekali laman/website yang menunjukkan kehebatan/kelebihan mereka. Memang, tak ada yang benar dimata Fadli Zon dan Fahri Hamzah. Semua wajib salah, apalagj jika menyangkut kebijakan Jokowi. Fix! Harus salah, terserah mau disusun oleh para pakar ataupun professor, itu harus salah. 

Terbaru, Fahri Hamzah menyalahkan Jokowi atas kasusnya Andi Arif. Fahri berdalih, Jokowi gagal memberantas penyalahgunaan narkoba di negeri ini. Lah, apaan? Andi Arif yang nikmat nyabu kok Jokowi yang disalahkan? Logika macam apa itu? Itulah, om Fahri Hamzah, yang pandai berdalih dan melemparkan kesalahan.

 Judul tulisan ini saya kutip dan modifikasi dari salah satu meme dimedia sosial, yang bunyinya saya lupa tapi kira-kira begini: "Fadli Zon adalah contoh yang baik bagi anak-cucu kita bagaimana orang jahat bisa duduk di parlemen". 

Membaca meme "inspiratif" itu, saya senyum-senyum sendiri di kamar kos. Geli dan memang, jalan berpikir Om Fadli Zon dan Om Fahri Hamzah agak terbalik dengan cara berpikir kita pada umumnya. Cara berpikir mereka (kalau dilihat dari ucapan dan tutur kata) cenderung dari sudut pandang berbeda. Kalau mau terbuka, bagi kami orang NTT, Om Fadli dan Om Fahri itu terlalu banyak "putar balek", itu menurut Kupang. Terbukti beberapa waktu lalu kedatangan Fahri Hamzah di Kupang ramai-ramai ditolak oleh masyarakat dan banyak kalangan di salah satu grup Facebook.

Memang, kami tidak melihat kontribusi nyata beliau berdua bersama selagi duduk di Parlemen. Palingan yang sering muncul di TV yang tentang kebobrokan pemerintah. Kalimat dalam meme diatas mungkin menjadi kesimpulan sederhana akan penilaian kami pada Om Fahri dan Om Fadli.

Menjadi orang yang bisa duduk di parlemen memang tidaklah mudah. Selain ongkosnya besar, harga diri pun rentan menjadi taruhan. Tidak jarang, orang-orang yang duduk di parlemen dicaci maki rakyat dari belakang ketika sibuk bermain dan berpolitik tak beretika. 

Itu memang resiko besar "mencari pekerjaan" di parlemen. Bagi kami orang NTT dengan watak yang keras, apa yang diucapkan Om Fadli dan Om Fahri sangat memuakkan dan menimbulkan rasa "jengkel" (walau tidak semua, kalaupun ada yang mendukung ucapan beliau, itu karena pilihan politik semata). Karena bagi kami, apa yang diucapkan sangatlah tidak mendidik.

Saya sih kurang setuju dengan judul tulisan diatas. Karena bagaimana pun, saya yakin dan percaya Om Fahri dan Om Fadli itu orang baik tidak dalam tanda kutip. Maksud saya, yah, baik yang betul-betul baik. Kembali ke masalah pilihan politiklah yang membuat mereka cenderung anti-pemerintah. Selain itu, mereka telah diutus oleh rakyat di masing-masing daerah pemilihannya. 

Tidak mungkin rakyat Jawa Barat (dapilnya Om Fadli Zon) mengutus wakilnya ke lembaga yang anggotanya suka tidur saat rapat itu (kecuali tidur itu bagian dari kejahatan!!!). Begitu juga halnya dengan rakyat Nusa Tenggara Barat tidak mungkin asal mengutus Om Fahri ke lembaga "paduan suara"-nya Om Iwan Fals itu. Lagian juga Om Fahri tidak dikaruniai suara yang terlalu bagus :-) DM




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline