Seorang teman 'intelijen' spesialis kuliner merekomendasikan saya untuk mencicipi sup kepala ikan salmon di Gubug Ibad. Menurutnya, selain enak, harga yang dipatok pun terjangkau. Cuma 35K! Hmmm ... Patut dicoba nih.
Gubug Ibad terletak di jalan Maluku, Denpasar kota. Dari bank BCA, lurus saja sekitar 20 meter, sisi kiri dekat pengkolan ujung jalan. Tempatnya tak begitu besar. Ruko dua lantai. Tiap lantai bisa menampung antara 10 hingga 15-an orang.
Di lantai utama terdapat deretan meja dan etalase makanan. Etalase itu digunakan untuk menyiapkan seporsi nasi berikut pelengkapnya, seperti bawang goreng dan daun bawang. Kemudian ada tempat penggorengan dan dua buah panci berukuran besar. Kedua panci tersebut diletakkan pada kompor dua tungku. Masing-masing menampung berliter-liter kuah sup dan kare.
Kuah sup berwarna kekuningan sedikit keruh. Lapisan atasnya banyak cabai rawit utuh yang mengapung. Melihatnya bikin orang keder duluan. “Wah jangan-jangan pedesnya spektakuler nih,” gumam saya. Jika kuah sup tidak beraroma, kuah kare justru harum rempah-rempah yang menyengat. Mirip kuah gulai kambing.
Tapi sayang, sewaktu saya berkunjung, stok salmon sedang habis. “Waduh, salmon-nya enggak ada Mas, udah dua hari ini kosong. Ada juga (ikan) Kakap,” ujar staff lelaki paruh baya kepada saya.
Oke lah kalau begitu. Malam itu, Senin (29/5), kami pesan sup kepala ikan kakap, kakap goreng, dua porsi nasi, es jeruk dan teh panas.
Cara memasaknya ternyata gampang sekali. Kepala ikan diambil dari box penyimpanan, kemudian dicemplungkan begitu saja ke dalam panci kuah panas sesuai pesanan. Apakah itu kuah sup atau kare. Didiamkan sekitar 10 menit lalu angkat dan sajikan ke dalam mangkuk.
Usut punya usut, Gubug Ibad ini yang punya orang Semarang. Sudah lama berjualan. Kurang lebih sejak 2009 – 2010. Dulu tempatnya berupa tenda. Sekarang pindah ke ruko dua lantai.
Dulu, kata staff bertopi itu mengatakan, pernah men-stok kepala salmon hingga 300kg. Disimpan pada freezer khusus berkapasitas 400kg. Tapi karena sekarang salmon sulit didapat, kini jumlahnya menurun drastis. Saban hari rerata hanya bisa menyajikan 30-an kepala salmon. Itu pun kalau beruntung.
Pecinta sup kepala ikan salmon racikan Gubug Ibad cukup banyak. Selagi menunggu pesanan datang, saya hitung, sudah tiga orang datang mencarinya. Padahal saya di sana baru sebentar.
“70% orang cari salmon, Mas. Kakapnya gak seberapa,” ucap staff itu dengan logat Jawa Tengah yang khas.