Lihat ke Halaman Asli

darwinarya

TERVERIFIKASI

Photographer Specialized Hotels and Resorts

Nusa Lembongan yang Cantiknya 'Gak Wajar' (3)

Diperbarui: 17 Mei 2017   16:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kali pertama bermalam di Nusa Lembongan Bali / dap

Hari kedua di Pulau Nusa Lembongan Bali. Hari itu saya bebas, tidak ada acara, dan saya ingin berkeliling. Tapi sebelum jalan-jalan, saya mau cerita bentar tentang pengalaman menginap saya semalam.

(baca juga: Nusa Lembongan yang Cantiknya 'Gak Wajar' (1) )

Selamat datang di Taman Seaview Nusa Lembongan Bali / dap

Kamar tipe family Taman Seaview Nusa Lembongan Bali yang saya tempati. Kedua kamar tersebut dapat saling terhubung (connecting) / dap

Saya bermalam di Taman Seaview. Letaknya tak jauh dari Nicks Place Lembongan. Cukup ditempuh berjalan kaki selama 5 (lima) menit saja. Saya menempati kamar tipe family. Sesuai dengan namanya (family room), kamar ini bisa terhubung dengan kamar di sebelahnya (connecting). Bangunannya berupa bungalows. Mulai dari akses anak tangga, ruang balkon, lantai, dinding hingga atap kamar, semua terbuat dari kayu.

Sebagian besar bangunan terbuat dari kayu / dap

Ruang kamar mandi di kamar tipe family. Luas dan bersih. Harusnya saya ambil foto dari ujung pintu masuk agar lebih terlihat suasananya menyeluruh / dap

Fasilitas yang terdapat pada kamar itu adalah, AC dan kipas angin (bisa dipakai bersamaan), meja untuk meletakkan barang bawaan, kulkas mini, safety box dan lemari pakaian. Lampu kamar tampaknya sengaja dibuat temaram. Kamar mandinya oke punya. Berbentuk memanjang, luas dan bersih. Ada wastafel, toilet duduk dan shower. Tidak ada sekat antara toilet dan shower.

Pemandangan dari dalam kamar tipe family Taman Seaview Nusa Lembongan Bali / dap

Pemandangan dari samping kolam renang Taman Seaview Nusa Lembongan Bali / dap

Taman Seaview punya pemandangan yang cakep. Dari kamar yang saya tempati, saya bisa memandang kolam renang yang luasnya cukupan. Kalau kamu berada di kolam renang itu, kamu bisa melihat luasnya cakrawala berwarna biru bersih. Nyaris tak ada polusi. Kian apik dipadu dengan hamparan pepohonan hijau subur. Ditambah sedikit garis pantai dari kejauhan. Hal itu dimungkinkan karena Taman Seaview dibangun di atas dataran tinggi.

Pemandangan tjakep juga bisa dinikmati di ruang lobby atau selagi bersantap pagi di Taman Seaview Nusa Lembongan Bali / dap

Pancake-nya JUARA! / dap

Menu sarapan yang ditawarkan tak begitu banyak. Saya pesan roti bakar (dua lapis), satu mentega dan selai. Tidak ketinggalan secangkir kopi hitam tanpa gula. Saya juga memesan pancake. Pancake-nya juara! Saya suka. Lembut dengan sedikit jejak rasa gurih dan manis dari kucuran susu kental manis cokelat.

Yellow Bridge

Papan pengumuman, Selamat datang di Pulau Nusa Lembongan Bali / dap

Taman Seaview menyewakan motor. Seharinya Rp 75 ribu. Tapi karena saya hanya memakai beberapa jam saja, saya dapat potongan khusus. Jadi Rp 50 ribu. Aseeeek!

Tujuan pertama saya adalah mengunjungi jembatan kuning. Perlu saya garis-bawahi, Nusa Lembongan luas pulaunya kecil. Jadi kemana-mana dekat.

Salah satu pemandangan tjakep yang bikin saya kepincut sewaktu perjalanan menuju jembatan kuning atau yellow bridge di Nusa Lembongan Bali / dap

Menuju jembatan kuning saya menjumpai spot cantik berupa hamparan laut berwarna hijau bening. Bersih dan amat terjaga kebersihannya. Sejumlah perahu nelayan terombang-ambing mulus oleh ombak jinak. Saya pun menyempatkan diri berhenti di sana untuk mengambil foto.

Seorang turis sedang berjalan menyusuri jembatan kuning menuju pulau Nusa Cenigan Bali / dap

“Yellow Bridge” bisa dibilang jembatan ikonik nya daerah sini. Enggak lengkap rasanya kalau belum mampir barang sejenak. Jembatan ini merupakan penghubung antara dua pulau, yakni Nusa Lembongan dan Nusa Cenigan.

Seorang nelayan sedang mendayung sampan di sebelah jembatan kuning Nusa Lembongan Bali / dap

Pertengahan oktober tahun lalu, jembatan ini memiliki kisah pilu. Ambruk dan memakan korban jiwa. Entah karena melebihi kapasitas atau sudah rapuh dimakan usia. Saya kurang paham. Yang pasti, bisa berdiri di jembatan kuning itu suatu kebanggaan buat saya. Jembatan baru itu kini terlihat kokoh dan lebih 'berotot'. Pengguna jembatan secara bergantian melintas. Sabar menunggu agar tak sampai macet di tengah.

Jembatan kuning kini terlihat kokoh dan kuat / dap

Suasana di sekitar jembatan saya katakan nyaman. Tidak ada bayar karcis maupun warga yang menawari sesuatu. Mereka (warga) ramah-ramah sekaligus murah senyum. Bisa dibilang, baru kali ini saya jalan-jalan senyaman itu. Ke lingkungan yang notabene benar-benar baru.

'Ajrut-ajrutan'

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline