Hari kedua di Pulau Nusa Lembongan Bali. Hari itu saya bebas, tidak ada acara, dan saya ingin berkeliling. Tapi sebelum jalan-jalan, saya mau cerita bentar tentang pengalaman menginap saya semalam.
(baca juga: Nusa Lembongan yang Cantiknya 'Gak Wajar' (1) )
Saya bermalam di Taman Seaview. Letaknya tak jauh dari Nicks Place Lembongan. Cukup ditempuh berjalan kaki selama 5 (lima) menit saja. Saya menempati kamar tipe family. Sesuai dengan namanya (family room), kamar ini bisa terhubung dengan kamar di sebelahnya (connecting). Bangunannya berupa bungalows. Mulai dari akses anak tangga, ruang balkon, lantai, dinding hingga atap kamar, semua terbuat dari kayu.
Fasilitas yang terdapat pada kamar itu adalah, AC dan kipas angin (bisa dipakai bersamaan), meja untuk meletakkan barang bawaan, kulkas mini, safety box dan lemari pakaian. Lampu kamar tampaknya sengaja dibuat temaram. Kamar mandinya oke punya. Berbentuk memanjang, luas dan bersih. Ada wastafel, toilet duduk dan shower. Tidak ada sekat antara toilet dan shower.
Taman Seaview punya pemandangan yang cakep. Dari kamar yang saya tempati, saya bisa memandang kolam renang yang luasnya cukupan. Kalau kamu berada di kolam renang itu, kamu bisa melihat luasnya cakrawala berwarna biru bersih. Nyaris tak ada polusi. Kian apik dipadu dengan hamparan pepohonan hijau subur. Ditambah sedikit garis pantai dari kejauhan. Hal itu dimungkinkan karena Taman Seaview dibangun di atas dataran tinggi.
Menu sarapan yang ditawarkan tak begitu banyak. Saya pesan roti bakar (dua lapis), satu mentega dan selai. Tidak ketinggalan secangkir kopi hitam tanpa gula. Saya juga memesan pancake. Pancake-nya juara! Saya suka. Lembut dengan sedikit jejak rasa gurih dan manis dari kucuran susu kental manis cokelat.
Yellow Bridge
Taman Seaview menyewakan motor. Seharinya Rp 75 ribu. Tapi karena saya hanya memakai beberapa jam saja, saya dapat potongan khusus. Jadi Rp 50 ribu. Aseeeek!
Tujuan pertama saya adalah mengunjungi jembatan kuning. Perlu saya garis-bawahi, Nusa Lembongan luas pulaunya kecil. Jadi kemana-mana dekat.
Menuju jembatan kuning saya menjumpai spot cantik berupa hamparan laut berwarna hijau bening. Bersih dan amat terjaga kebersihannya. Sejumlah perahu nelayan terombang-ambing mulus oleh ombak jinak. Saya pun menyempatkan diri berhenti di sana untuk mengambil foto.
“Yellow Bridge” bisa dibilang jembatan ikonik nya daerah sini. Enggak lengkap rasanya kalau belum mampir barang sejenak. Jembatan ini merupakan penghubung antara dua pulau, yakni Nusa Lembongan dan Nusa Cenigan.
Pertengahan oktober tahun lalu, jembatan ini memiliki kisah pilu. Ambruk dan memakan korban jiwa. Entah karena melebihi kapasitas atau sudah rapuh dimakan usia. Saya kurang paham. Yang pasti, bisa berdiri di jembatan kuning itu suatu kebanggaan buat saya. Jembatan baru itu kini terlihat kokoh dan lebih 'berotot'. Pengguna jembatan secara bergantian melintas. Sabar menunggu agar tak sampai macet di tengah.
Suasana di sekitar jembatan saya katakan nyaman. Tidak ada bayar karcis maupun warga yang menawari sesuatu. Mereka (warga) ramah-ramah sekaligus murah senyum. Bisa dibilang, baru kali ini saya jalan-jalan senyaman itu. Ke lingkungan yang notabene benar-benar baru.