Lihat ke Halaman Asli

Darul Azis

Wirausahawan

Wakil Bupati Termuda se-Indonesia Berbagi Inspirasi di Jogja

Diperbarui: 22 Desember 2017   16:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mas Ifin saat mengunjungi warga [dok via @avinml]

Suasana di Kafe Legend Jogja Sabtu malam lalu (2/12) sekilas terlihat biasa saja. Banyak anak-anak muda duduk berkumpul dan berbincang bersama dalam satu meja, sambil menikmati makanan dan minumannya masing-masing.

Namun begitu masuk ke Bung Karno Room, suasana menjadi sangat berbeda. Di ruangan yang dipenuhi oleh pajangan foto-foto Bung Karno itu, digelar acara Ngopas (Ngobrol Pemuda dan Ketahanan Nasional) yang dihelat oleh Keluarga Mahasiswa Ketahanan Nasional Sekolah Pascasarjana UGM. Menjadi istimewa karena pembicara yang hadir dalam acara tersebut adalah seorang Sukarnois, Mochamad Nur Arifin. Kekagumannya pada sosok Bung Karno telah ia tuangkan dalam buku "Bung Karno Menerjemahkan Alqur'an" yang terbit pada Mei 2017 lalu.

Mas Ifin, demikian ia akrab disapa, juga merupakan Wakil Bupati Kabupaten Trenggalek. Di usianya yang ke 25 tahun, ia sudah berhasil menjadi Wabup mendampingi Emil Dardak. Dalam acara bertajuk "Kepemimpinan Pemuda Zaman Now" itu, ia banyak bercerita tentang perjalanan karir politiknya.

Pemuda yang telah tercatat dalam Rekor MURI sebagai Wakil Bupati Termuda Se-Indonesia itu berkisah, keputusannya untuk terjun ke dunia politik karena memenuhi amanah dari bapaknya.

"Bapak saya meninggal saat saya masih berusia 17 tahun dan saya merasa belum bisa membahagiakan orang tua saya. Bapak saya bilang 'Dulu Bapak pergi ke Surabaya meninggalkan Trenggalek karena di sana tidak bisa makan. Sekarang kita sudah bisa makan. Tapi masih banyak saudara kita di Trenggalek yang belum bisa makan'. Jadi motivasi politik saya sangat emosional. Saya berusaha mewujudkan keinginan orang tua saya yang barangkali dengan itu mereka bisa bahagia." kenangnya.

Ia kemudian terjun langsung ke masyarakat Trenggalek melakukan kerja-kerja sosial. Dari sanalah ia kemudian melihat secara langsung betapa susahnya kehidupan masyarakat Trenggalek saat itu. Dengan menggunakan dana CSR perusahaan miliknya, ia kemudian aktif mendampingi para petani di Trenggalek dan mendorong mereka agar bertani secara organik.

"Dengan bertani secara organik, biaya produksi bisa lebih murah, namun harga jual bisa lebih tinggi." Katanya.

Top Down Revolution

Di samping memenuhi amanah bapaknya, Ifin mengaku dorongan terjun ke politik juga didasari oleh keinginannya melakukan top down revolution. Sebab ia yakin top down revolution lebih smoothdan tidak akan menimbulkan pertumpahan darah dibandingkan dengan buttom up revolution.

"Caranya ialah dengan membumikan kebijaksanaan melalui kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada rakyat." tutur pemuda yang mengaku pernah di Drop Out (DO) dari Unair Surabaya itu.

Salah satu kebijakan yang telah ia telurkan selama memimpin Kabupaten Trenggalek bersama Emil di antaranya adalah kebijakan agar pusat perbelanjaan dan toko swalayan berjaringan hanya dapat didirikan oleh koperasi (berdiri di atas koperasi). Sehingga keberadaan toko-toko modern tidak membunuh toko-toko tradisional. Sebaliknya, keduanya justru saling berkolaborasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline