Lihat ke Halaman Asli

Darul Azis

Wirausahawan

Ketika Perpustakaan Hanya Dianggap Sebagai Fasilitas Perguruan Tinggi

Diperbarui: 29 April 2017   23:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perpustakaan adalah nyawa perguruan tinggi. Bukan sekadar fasilitas (ilustrasi via https://www.ucollege.edu/library)

Selepas menyelia pengumuman SNMPTN untuk adiknya, Basuki langsung memaki seraya membanting koran ke meja kerjaku.

"Katanya orang kampus, tapi masih aja guoblok!"

Ia memang sosok yang temperamental dan ceplas-ceplos. Tapi kuakui, ia sedikit lebih cerdas.

"Loh loh loh.. kamu tuh kenapa sih?" Aku bertanya sambil berpura-pura heran dan kesal sambil terus berkutat dengan pekerjaanku.

"Kamu lihat ini!" Katanya sambil menunjuk iklan-iklan perguruan tinggi yang nyempil di antara pengumuman SNMPTN.

"Ngapain ngeliatin iklan kampus? Emang aku mau kuliah? Gak butuh!" Aku menolak.

"Coba diteliti lagi, dilihat pelan-pelan!" Tegasnya lagi.

"Memangnya ada apa sih? Tinggal bilang aja apa susahnya." Jawabku sambil terus menatap layar monitor komputer, menyelia naskah yang harus kuselesaikan hari ini.

"Ini loh...kamu lihat betapa gobloknya orang-orang kampus di sini. Kelihatan banget dari cara mereka ngiklanin kampusnya."

"Nggak kreatif maksudmu? Iya sih, bahasanya gitu-gitu melulu perasaan." Aku berkomentar asal tanpa menunggu konfirmasi darinya.

"Haha...jangan harap mereka bakalan kreatif, " ia tergelak sumbing, "lha wong logikanya saja masih semrawut kok!"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline