Lihat ke Halaman Asli

Daru Sewoko

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Perubahan Perilaku Konsumen di Tengah Pandemi Covid19 dalam Perspektif Islam

Diperbarui: 7 April 2021   18:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Adanya pandemi  virus Covid19 ini membuat masyarakat memunculkan perubahan perilaku konsumen dan mulai beradaptasi dengan kehidupan sehar-hari karena aktivitas diluar ruangan dibatasi dan sebagian besar kegiatan dilakukan secara online .Perilaku konsumen sendiri memiliki arti sebagai proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan, konsumen pada saat ini juga cenderung tidak melihat nilai suatu barang daripada harga barang itu sendiri.

Dampaknya pelaku bisnis memanfaatkan online shop dalam beberapa bidang seperti alat komunikasi, aksesoris, dan fashion. dan adanya perubahan sosial di masyarakat dan lingkungan ekonomi akan berdampak pada perubahan gaya hidup dari generasi ke generasi khususnya dikalangan remaja, contoh halnya seperti pakaian (fashion) merupakan gaya hidup bagi mereka, mereka selalu mengikuti trend yang ada atau sering berganti pakaian ketika ada model terbaru. Mereka berganti-ganti pakaian bukan karena kebutuhan melainkan karena gaya hidup mereka yang bila tidak mengikuti trend bisa dikatakan tidak gaul atau merasa dirinya rendah .

Mereka mempunyai barang- barang tersebut hanya untuk mengikuti trend saja sama halnya dengan pemborosan, islam tidak membenarkan membelanjakan uang dengan melebihi batas kewajaran karena sikap boros bertentangan dengan paham istihkla' harta majikannya Allah. Padahal yang sedemikian itu dalam Islam sudah dijelaskan dalam Ayat mubazir di QS Al-Isra (17): 26-27 yang sering kita dengarkan ini cukup menjadikan bulu roma merinding terutama ketika sampai kepada ayat yang berbunyi: "inna al-mubadziriina kaanuuu ikhwaana asy-syaathiin" (sesungguhnya pemboros -- pemboros itu adalah saudara -- saudara setan). Bayangkan saja dengan menyia-nyiakan apa yang kita miliki bisa disebut sebagai saudara -- saudara setan.  Selain itu di dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman, Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS al-A'raf [7]: 31). Bahkan, teladan agung kita, Rasulullah SAW, bersabda, Jauhilah gaya hidup bermewahan. Sesungguhnya hambahamba Allah itu bukan orang-orang yang bermewahmewahan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline