Lihat ke Halaman Asli

A Darto Iwan S

Menulis bukan karena tahu banyak, tapi ingin tahu lebih banyak. (Darto, 22 Oktober 2024)

Belajar dengan Bijak Menggunakan HP Secara Produktif di Sekolah

Diperbarui: 10 Oktober 2024   11:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

HP dan Laptop (karya sendiri)

Di era digital saat ini, penggunaan handphone (HP) di sekolah menjadi topik yang hangat diperbincangkan. Gadget, bagi anak sekarang tentu bukan barang baru lagi, terutama di kalangan anak sekolah. Hampir dipastikan semua memegang dan memiliki. Bahkan, bayi yang baru lahir beberapa hari pun sudah diperkenalkan dengan gadget oleh orang tua mereka, meskipun sebenarnya tidak baik untuk alasan apapun. Namun, faktanya memang demikian; banyak orang tua yang mengacuhkan hal ini dengan dalih agar anak tenang dan tidak rewel.

Banyak sekolah yang melarang siswa membawa HP ke sekolah dengan alasan untuk menghindari gangguan dalam proses belajar mengajar. Namun, jika digunakan dengan bijak, HP dapat menjadi alat yang sangat produktif bagi siswa. Mari kita eksplorasi lebih dalam tentang bagaimana HP dapat digunakan secara efektif di sekolah dan cara mengajarkan etika penggunaannya kepada siswa.

Salah satu manfaat utama dari penggunaan HP di sekolah adalah kemudahan akses informasi. Dengan HP, siswa dapat mencari berbagai sumber informasi dengan cepat dan mudah. Misalnya, saat guru menjelaskan suatu topik, siswa dapat langsung mencari referensi tambahan melalui internet. Ini tidak hanya membantu mereka memahami materi dengan lebih baik, tetapi juga memperluas pengetahuan mereka tentang topik tersebut. Apakah kita ingin anak-anak kita tumbuh menjadi generasi yang terinformasi atau justru terjebak dalam kebodohan karena kurangnya akses?

HP juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk menambah pengetahuan mereka. Digunakan pada saat menyelesaikan tugas, mencari referensi sumber keterangan dan penjelasan dari internet dapat membuka cakrawala baru pengetahuan dan wawasan mereka. Melihat situs-sitis web dan blog dapat membuat mereka menjadi lebih pintar dan terinformasi mengenai perkembangan terbaru di bidang akademis maupun sosial. Apakah kita ingin anak-anak kita memiliki wawasan yang luas atau hanya mengenal dunia dari satu sudut pandang?

HP juga dapat berfungsi sebagai alat kolaborasi yang efektif. Siswa dapat menggunakan aplikasi seperti WhatsApp atau Google Classroom untuk berdiskusi dan bekerja sama dalam proyek kelompok. Dengan adanya platform ini, komunikasi antara siswa dan guru pun menjadi lebih lancar. Mereka bisa bertanya langsung kepada guru jika ada hal yang kurang dipahami, tanpa harus menunggu waktu di kelas. Bukankah kolaborasi adalah kunci untuk menciptakan inovasi dan solusi baru?

Ada sejumlah kasus di mana seorang anak hanya menggemari pelajaran yang bersifat praktik daripada teori. Semua itu mereka peroleh melalui akses ke YouTube atau website tertentu, sehingga bisa mahir karenanya. Sudah jelas sekali bahwa gadget dapat melatih sekaligus meningkatkan daya kreativitas anak. Apakah kita ingin membiarkan kreativitas anak-anak kita terpendam hanya karena ketidakpahaman kita terhadap teknologi?

Anak yang tangkas serta cerdas tentu menyukai segala sesuatu yang berbau informasi. Meng-update ilmu dan pengetahuan apapun yang terjadi saat itu sangat penting guna keperluan menambah wawasan mereka di bidang pelajaran sekolah maupun pergaulan. Apakah kita ingin anak-anak kita tertinggal dalam arus informasi global yang terus berkembang?

Dengan menggunakan aplikasi pengelola tugas dan kalender, siswa dapat lebih terorganisir dalam mengatur jadwal belajar mereka. Aplikasi seperti Google Calendar atau Todoist memungkinkan siswa untuk mencatat tugas-tugas yang harus dikerjakan dan mengingatkan mereka tentang deadline yang mendekat. Hal ini sangat membantu dalam meningkatkan produktivitas belajar mereka. Apakah kita ingin anak-anak kita belajar manajemen waktu sejak dini atau membiarkan mereka terjebak dalam kebiasaan buruk?

Terkait pada hobi anak, misalnya menulis, menyanyi, menari, fotografi, dan sebagainya, mereka dapat membuat situs seperti blog atau vlog untuk mengapresiasi kreativitasnya. Sebab kita tidak tahu lewat jalan mana mereka bisa sukses meraih mimpinya kelak. Apakah kita ingin membatasi ekspresi diri anak-anak kita hanya karena ketakutan akan teknologi?

Anak sekolah juga butuh hiburan; tidak harus belajar setiap hari. Gadget telah memberikan fasilitas tersebut, dari bermain game hingga menjalin pertemanan di media sosial.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline