Lihat ke Halaman Asli

ISL , Apalagi yang Patut Dibanggakan?

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Lagi-lagi contoh yang sangat buruk telah diberikan oleh Liga yang menasbihkan dirinya sebagai "LIGA TERBAIK" Indonesia. Sebuah contoh langka di liga se dunia, namun "biasa" terjadi di liga yang sangat dibanggakan oleh pendukungnya yang diberi "titel" ISL ( Indonesia Super League ).

Beberapa bulan lalu saya menulis , bahwa di Liga ini yang namanya wasit dikerjar-kejar pemain adalah BIASA. Demo pencak silat, taekwondo juga sering dilakukan ditengah-tengah pertandingan sepakbola. Namun lucunya, hukuman mereka tetap ringan-ringan saja, paling kartu kuning, atau paling berat Kartu merah.

Baru saja terjadi saat PERSIB melawan Deltras Sidoarjo, seorang wasit bernama Novari Ikhsan, jadi bulan-bulanan pemain. Bahkan seorang kiper yang bernama HERMAN BATAK, dengan brutal menyeruduk bak Banteng menyerang matador. Seru memang "pertandingan" wasit vs Pemain, bahkan lebih seru ketimbang permainan sepakbolanya. Wasit terjatuh, terguling-guling, ditendang pahanya sampai terpincang-pincang. Sungguh pemandangan yang "menakjubkan"..kombinasi permainan bola dan bela diri. Sudah selayaknya para wasit diberi pembekalan ilmu bela diri.

Anehnya pelatih Deltras  Blitz Tarigan,menganggap keributan itu biasa , demikian komentarnya di Kompas bola. Padahal jelas-jelas "ORA UMUM". Jika hal itu terjadi di eropa, si Herman tentu akan di hyukum tidak boleh bermain seumur hidup, dan pelatih tentu akan berkomentar lain, dan cenderung tidak membela pemainnya, akrena sudah kelewat brutal. Namun ini bukan di eropa, bukan di Liga Serie A atau Liga BBVA, ini adalah Liga SUper Indonesia yang sangat hebat, sehingga kejadian seperti itu BIASA.....maka jangan heran jika ada wasit atau pemain yang pulang babak belur, bak petinju yang habis di hajar lawannya.

ISL...ISL...sungguh sangat..amat...membanggakan........( pendukungnya), tapi memalukan untuk Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline