Lihat ke Halaman Asli

Bayi Dera ( Sekedar BM )

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1361535320191850939

Baru saja saya menerima BM ( Broadcast Message ) melalui BBM ( Blackberry Messenger ) seperti ini :

Sekedar BM... tuhan baru itu bernama: Media Massa. Bayi BB 1000gram TIDAK BOLEH MATI,AWASSS,awas itu dosa besar,rumah sakit tidak profesional,dokter tidak bermoral,menteri diam saja,gubernur cuma pencitraan,tuntut sampai tuntas semua yg terlibat dalam kematian bayi tidak berdosa. Vonis: si miskin tidak boleh sakit. Apa saja yg sudah dilakukan oleh pekerja kesehatan,sejuta,sepuluh juta,seratus juta orang sakit,yg berhasil di obati,tidak akan diberitakan,krn tidak laku diberitakan,yg lalu adalah satu bayi prematur dgn kelainan berat mati karena memang unpreventable.. Sabarlah dokter,paramedis dan semua pekerja kesehatan,karena anda semua adalah sasaran tembak yg tidak punya perisa apa-apa apalagi kalau yg nembak itu sebuah tuhan yg bernama media massa.....

Ketika saya membaca BM ini yang terpikir dalam benak saya adalah bagaimana saya berada dalam situasi ini entah saya sebagai pihak keluarga pasien atau saya sebagai pihak praktisi kesehatan karena pada kenyataannya saya cukup banyak menemui kasus yang seperti ini didalam praktik saya sebagai seorang pekerja kesehatan. Dalam hal ini menurut saya tak ada individu yang patut disalahkan, karena terkadang sistem dan situasi dilapangan yang ada saat ini memang membuat seseorang sulit untuk mendapat akses kesehatan ( harus ada kartu ini lah, jaminan inilah, tidak ada ruangan, tidak ada obat, tidak ada peralatan yang memadai, akses ke pusat kesehatan yang jauh, kekurangan dokter, perawat, tidak ada sarana penunjang rumah sakit, dsb.) Menyikapi dengan lebih bijaksana dan terus belajar dari kekurangan kita adalah yang terbaik. Bukan hanya sekedar mengkritik, tetapi ikut berpartisipasi dalam pembangunan terlebih khusus dalam bidang kesehatan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline