Banyak persepsi salah tentang Nike Ardilla, salah satu contohnya adalah Nike Ardilla baru fenomenal ketika dia meninggal, nike ardilla baru terkenal di malaysia ketika sudah meninggal karena beritanya viral di Tahun 1995 sampai di muat di majalah Billboard USA kala itu. Opini-opini tersebut itu hanyalah pendapat orang-orang yang tidak tahu sejarah dan hanya berpikiran pendek tanpa melihat fakta. Kali ini kita akan membahas fakta betapa Nike Ardilla itu tahu cara branding dirinya dan fenomenal sekali dimasa debut sampai akhir hayat.
Sebelum memulai karir debut dengan Album Seberkas Sinar di periode September 1989, Nike Ardilla secara skill menyanyi sudah menjuarai berbagai macam festival musik seperti: juara 1 Lagu Pilihanku Tingkat Nasional 1985 di TVRI Jakarta, Juara 1 Festival Pop Singers HAPMI Kota Bandung 1985, Juara 1 Festival Penyanyi Indonesia Pop Tiga Warna tingkat provinsi Jawa Barat 1987. Dalam menyanyi Nike Ardilla sejak kecil memang ikut kelas vocal di HAPMI dan nike mempunyai guru vocal sepeti Deddy Kamtong dan Pak Adjie Esa Poetra, juga nike rajin mengikuti kelas musik yaitu piano. Setelah menjuarai contest menyanyi Nike sempat rilis single berjudul Lupa Diri diambil dari album Kompilasi Bandung Rock Power 1987, single Dia Idolaku juga rilis diambil dari soundtrack album Gadis Foto Model 1988. Sudah rekaman untuk 2 album bersama JK Record 1987-1988 tapi sayang album JK tidak pernah rilis dengan nama Nike Astrina. Dilanjutkan dengan ikut tour penyanyi hit dijaman itu seperti tour bersama Ikang Fawzi 1988 di Banda Aceh. Secara Skill menyanyi Nike sudah di training dari kompetisi dan tour sejak usia belia.
Untuk mengasah bakat model Nike sempat mengambil kelas model di Linna Lea School of Fashion dan dinyatakan lulus bersertifikat atas ujian sebagai model di Bandung pada 17-19 mei 1989, setelah itu Nike sempat menjadi juara 3 LA Clerck Jeans Contest 1989 di Kota Bandung saat itu usianya masih 13 tahun dimana yang juara 1 adalah Donna Harun yang saat itu berusia 21 tahun dan sudah mempunyai anak Ricky Harun. Setelah itu nike sering menjadi model catwalk rumah mode di kota Bandung dan Provinsi Jawa Barat dan jadi Foto Model baju designer. Juga sering menjadi cover majalah lokal di jaman itu seperti Majalah Sahabat Pena 1986.
Dengan nama Nike Astrina, dia sudah bermain di Film Kasmaran 1987 dengan sutradara Om Slamet Raharjo dan bermain sebagai Adiknya Ida Iasha, Sinetron Pondokan TVRI 1987 merupakan sinetron fenomenal diera 80an, Opera Anak Juang TVRI 1988 dengan sutradara Alm Om Remy Sylado yang adalah seorang sastrawan dihormati, Film Gadis Foto Model 1989 bermain menjadi mahasiswi padahal saat itu nike masih sekolah SMP dan Film Franchise Fenomenal Kabayan Saba Kota 1989 saat itu bermain sebagai penyanyi disebuah club di film tersebut.
Dilihat dari cara memulai karir mulai dari les atau ambil kelas musik, vocal, acting dan model tidaklah mungkin Nike Ardilla berasal dari keluarga kurang mampu. Banyak persepsi contoh pada tahun 2021 dimana ada yang viral gadis mirip nike terus masuk podcast bersama Rara si pawang hujan, kalau itu dengan halu si Rara bilang kalau si gadis yang di anggap mirip reinkarnasi dari Nike tapi berasal dari keluarga orang kaya, seolah-olah nike berasal dari keluarga tidak mampu. Bahkan sejak TK nike sudah masuk kelas tari ketika SD nike sudah tampil untuk tari daerah Cirebon di acara pemerintah Jawa Barat.
Itu adalah sangat salah, Nike bahkan lahir di Rumah Sakit Bersalin Emma Poeradiredja di Kota Bandung 27 Desember 1975, merupakan salah satu rumah sakit yang cukup bergengsi di jaman itu, belum ada BPJS untuk membayar gratis biaya bersalin. Kalau dari keluarga kurang mampu mungkin nike akan lahir di dukun beranak kala itu tahun 70an. Kalau dari keluarga kurang mampu tidak mungkin Nike sejak TK bahkan sudah ambil kelas seni dari musik, model, tari, vocal sampai acting.
Ayah nike merupakan pegawai PT KAI saat itu, mempunyai kosan puluhan kamar di daerah Kota Bandung, bahkan mereka mempunyai banyak mobil pribadi dan operasional karena selain bisnis kosan ayahanda nike juga mempunyai perkebunan di Ciamis. Kalau dari kalangan kurang mampu tidak mungkin mereka mempunyai bisnis dan fasilitas kendaraan sejak tahun 60an. Darah dari sang ayah mengalir keturunan dari Kerajaan Galuh Sunda dan buyut nike adalah raja dan bupati dijamannya. Sedangkan dari sang Ibunda mengalir dari bangsawan dari Bupati Bandung, kakek buyut nike dari ibu merupakan pemain film Loetoeng Kasaroeng 1926, yang adalah film pertama Indonesia. Juga buyut nike dari ibunda adalah keturunan dari keluarga Geesdorf yang adalah keturunan berdarah German, Belanda dan Irlandia. Dari segi ekonomi mereka merupakan keluarga yang berkecukupan bahkan secara karir pun ayah Nike cukup mapan.