Lihat ke Halaman Asli

Muhamad Nur Alim

Mahasiswa Prodi PGSD STKIP Muhammadiyah Kuningan

Hujan adalah Pemilik Rindu

Diperbarui: 18 Juni 2024   22:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

18/06/2024. Dokpri. 

Hujan datang tak mengenal waktu, seperti rindu jatuh di dadaku bertalu-talu, tak tau malu. Hujan dan rindu seringkali dipandang sebagai dua elemen yang terkait. seperti di sore hari ini, hujan yang turun dengan suasana dingin dan irama tetesannya yang konsisten, dan itu seringkali membangkitkan perasaan sedih, sendu, bahkan kerinduan dalam diri ini.

Ketika hujan turun, aku lebih merasa introspektif, mengingat kenangan-kenangan dan bahkan merasakan kehadiran orang-orang yang aku rindukan. 

Tetesan hujan yang jatuh secara ritmis seolah-olah menjadi melodi alam yang mengiringi perasaan hati yang sedang merindu. Begitu juga suara hujan yang lembut memberikan nuansa damai namun juga sepi, dan menambah keinginan untuk mendekap kenangan dan bahkan merasakan kehadiran seseorang yang jauh.


RINDU...
Rindu sendiri adalah sebuah perasaan, bisa dibilang rindu itu emosi yang dalam bahkan sulit untuk dipahami dan rumit. kali ini, rindu muncul karena jarak fisik yang memisahkan antara kita, hujan sore ini menjadi sebuah latar belakang yang sempurna untuk perasaan rindu ini, rintikan hujan sebagai saksi bisu dari kerinduan yang mendalam, seolah-olah langit pun turut merasakan kesedihan yang sama, tapi aku yakin rasa rindu yang mendalam ini suatu saat nanti akan terobati, bahwa hujan akan membawa pertemuan kembali, dan setidaknya hujan di sore ini memberikan ketenangan bagi hatiku yang gelisah ini.

Penulis: Fina (Mahasiswa PAI Unisa sekaligus Guru SDIT Tunas Qur'ani) 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline