Lihat ke Halaman Asli

Muhamad Nur Alim

Mahasiswa Prodi PGSD UM Kuningan

Sudut Pandang

Diperbarui: 18 Februari 2024   21:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi penulis. Dokpri

Setiap do'a yang di panjatkan, tidak sertamerta Allah kabulkan, Allah pasti berikan ujian.  Karena guncangan angin di setiap pencapaian itu berbeda tahapan. Maka wajar kalau Allah selalu berikan ujian. Untuk menentukan layak atau tidaknya kita berada di posisi tersebut. Hasilnya kita yang menentukan. Jika berhasil menaklukan maka akan tercapai, tetapi jika tidak, itu adalah kehancuran. Artinya bahwa sebetulnya Allah selalu beri jalan ke setiap do'a-do'a kita, hanya saja biasanya kita tidak pandai menafsirkan, justru padahal ujian itu adalah proses berjalan menuju pencapaian setiap do'a-do'a yang telah kita langitkan. Tinggal kita yang menentukan, mau melewatinya atau tidak. 

Demikian contoh daripada sudut pandang. 

Kenapa kita harus pandai melihat sudut pandang? 

Tidak dapat kita pungkiri bahwa setiap orang pasti mempunyai masalah, tetapi mengapa mereka ada yang terlihat santai saja, ada yang seperti tidak perduli, ada yang sangat fokus menghadapinya, dan yang sangat tragis terjadi itu adalah mereka yang putus asa sampai harus mengakhiri hidupnya. Hanya untuk menghindar dari permasalahan itu sendiri. Itulah mengapa penting kita harus pandai melihat sudut pandang. 

Sudut pandang yang positif itu perlu dibangun, karena biasanya orang yang tidak pandai menilai sudut pandang, fikirannya selalu negatif, sehingga membuat diri selalu marah-marah, menyalahkan orang, bahkan membenci sebagian orang yang menurut mereka salah. 

Pandai melihat sudut pandang adalah kedewasaan. Artinya ketika ada permasalahan dihadapannya, mereka tidak menyalahkan siapapun, tapi mereka mencoba untuk menganalisis permasalahan tersebut dengan melihat dari berbagai sudut pandang, tidak hanya dari kacamata diri sendiri saja. Sehingga akan terlihat bahwa permasalahannya ada dimana dan mudah untuk di selesaikan. Karena mereka menghadapinya dengan fikiran positif, bukan dengan emosi.

Biasanya tingkat amarah atau emosional yang tinggi itu sangat memicu tidak terselesaikannya masalah. Sekalipun bisa, pasti tidak terselesaikan secara tuntas, sehingga ada saja segelintiran yang belum habis, dan akhirnya permasalahan akan kembali ke permukaan.

Maka yang perlu kita tanamkan ketika kita menghadapi masalah adalah:

1. Menganalisis permasalahan

Artinya kita mengumpulkan data secara kongkrit beserta latar belakang setiap individu yang bersangkutan. Dan harus dari berbagai sudut pandang, jangan hanya dari kacamata sendiri saja. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline