Lihat ke Halaman Asli

Muhamad Nur Alim

Mahasiswa Prodi PGSD UM Kuningan

Ujian Cinta

Diperbarui: 27 Agustus 2023   07:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar di ambil dari : @tausiyahcinta_

Suatu hari sekitar pukul 7 pagi, Seorang pemuda sedang membaca buku Muthola'ah (Cerita berbahasa arab) dengan seragam pramukanya, duduk di bangku tengah kelas yang berwarna coklat dengan berbagai macam coretan-coretan tipp-ex di setiap sudutnya. Dia seorang siswa yang berprestasi, ranking 1 adalah sudah menjadi hal biasa baginya, selain itu dia juga sering meraih berbagai macam perlombaan di sekolahnya terutama di bidang Pidato berbahasa Inggris atau publick speaking. 

Hingga tibalah seorang perempuan manis berjalan memasuki pintu kelas menuju bangku samping dengan kacamata dan hijab pramuka yang menutup seluruh tubuhnya. Seketika pemuda itu terpana oleh kecantikan sekaligus kagum dengan pakaian dan sifatnya. 

Betapa tidak, dia adalah seorang Qori'ah (Pembaca ayat Al-Qur'an dengan suara merdu) yang biasanya menjadi pembuka acara di setiap kegiatan sekolahnya. Ditambah dia mendapatkan peringkat siswa terbaik bulan lalu. Dibuatnya sesekali menengok ke arah perempuan cantik itu. Siapa sangka pemuda itu telah jatuh cinta dengan perempuan sholehah tadi.

Singkat cerita seiring berjalannya waktu mereka saling mengenal, sering bertegur sapa, bertukar buku, hingga bertukar pikiran. TTM (Teman Tapi Mesra), mungkin itu kata yang pas untuk mereka yang baru saja merasakan cinta. Tapi siapa sangka, walau mereka hanya berteman, tapi karena cintanya dilandasi nafsu, ada hal negatif yang tanpa mereka sadari itu adalah akibat dari hal tersebut.

Ranking si pemuda merosot sedikit-demi sedikit, dan perempuan itu mulai goyah dengan pendiriannya sampai gelar siswa terbaiknya lama-lama terlupakan.

Pertanyaanya, apa sih itu Cinta?
Boleh ga, kita jatuh cinta?
Cinta yang baik itu seperti apa?


Menurut Imam Al-Ghazali, Mahabbah atau cinta adalah kecenderungan hati kepada yang dicintainya karena ia merasa senang berada di dekatnya, dan benci adalah kebalikannya, yaitu perasaan tidak senang terhadap sesuatu yang tidak sesuai dengannya.


Di dalam buku Tausiyah Cinta (2017) diterangkan bahwa mahabbah adalah fitrah tanpa noda bagi setiap manusia, dan seharusnya kita berbuat adil terhadapnya. Maksudnya, kita menempatkan cinta sesuai tempatnya, sesuai dengan porsinya. Cinta akan menjadi fitnah apabila kita salah menempatkan dan keliru dalam mengartikannya.

Ibnul Qayyim Al-Jauzy menyebutkan bahwa ada 5 jenis cinta yang harus dibedakan agar tidak timbul persepsi yang salah
1. Mahabbatullah (Cinta kepada Allah)

Mencintai Allah adalah kewajiban bagi kita, tapi hanya mencintai Allah saja tidak cukup.

2. Mahabbatu ma yuhibbullah (mencintai apa yang dicintai Allah)

Agar Allah juga cinta kepada kita maka seharusnya kita juga mencintai apa yang Allah cinta. Seperti contohnya cinta kepada Rasulullah saw dan cinta terhadap berbagai ibadah kepada Allah.

3. Al hubbu fillah wa lillah (Cinta karena Allah dan di jalan Allah)

Seperti cerita yang kita baca di awal, bahwa cinta yang tidak dilandasi dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah maka akan berdampak negatif. Begitulah cinta terhadap lawan jenis, harus dilakukan karena Allah bukan yang lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline