Lihat ke Halaman Asli

Mengapa Membuat para Veteran Sejahtera, Seolah Begitu Sulitnya?

Diperbarui: 1 September 2016   18:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mudah mudahan tidak telat membicarakan tentang nasib para veteran yang sebagian mengenaskan itu. Maklum biasanya pemerintah dan media membicarakan para pejuang gagah ini hanya di Bulan Agustus, setelah itu hilang. Muncul lagi Agustus tahun berikutnya dengan berita kurang lebih sama. Anehnya seolah nasib mereka sama dengan tahun sebelumnya , yaitu mengalami kesulitan dalam nafkah setelah mati matian membela republik ini. Berat, seolah meminta minta kepada pemerintah untuk kesejahteraan keluarganya, padahal yang saat ini berkuasa dan bisa mengambil keputusan, adalah karena keberhasilan perjuangan para pejuang. 

Mungkin anda tidak tertarik untuk membicarakan nasib para pejuang ini karena banyaknya teman yang menarik di negeri ini, namun ketahuilah, kita bisa merdeka adalah lewat perantara mereka dengan Ijin Allah Swt. Baru setelah itu, kita membangun ekonomi dengan berbagai perusahaan minyak,emas dan kekayaan lain yang melimpah, untuk kemakmuran rakyat. Tegakah kita, jika mereka yang berjuang habis habisan, kini hidupnya kesulitan bahkan untuk berteduh layak ? betul, sebagian dari mereka sudah makmur, namun kata “ sebagian “ itu harusnya tidak ada. Usulan dan saran kepada pemerintah tetap harus tetap disampaikan. Bukan karena kasihan namun karena penghormatan kita kepada mereka. Jangan sampai pemerintah terlalu banyak urusan kekinian, sampai melupakan adab dan penghormatan kepada orang tua mereka.

Seneng dengar berita team ganda campuran bulutangkis kita dapat bonus @ Rp 5 Milyar plus tunjangan hari tua yang wow,atau Sumbangan Rio Haryanto yang milyaran itu. Juga berbagai bonus melimpah lainnya dari berbagai macam cabang olahraga. Namun jika kita ketahui, untuk prestasi anak bangsa “ Yes “ . Tapi untuk para pejuang “ No “. Padahal mereka berjuang tanpa tepuk tangan penonton, tanpa kasur yang empuk juga pengamanan yang ketat. Mereka berjuang dengan resiko nyawanya, kehilangan harta dan keluarganya, kini hasil perjuangannya bisa dinikmati, namun sayang, penikmatnya seolah melupakan dan meninggalkannya kecuali sedikit saja. Veteran tidak banyak. Verifikasi bukan hal yang sulit. UMR pun tidak pantas bagi mereka. 

Apa susahnya memuliakan mereka secara ekonomi ? Kita Negara kaya. Membangun Pabrik sampai ratusan Milyar, menaikkan gaji PNS berulang ulang mampu, menaikan gaji dan Tunjangan DPR  bisa, jadi menaikkan kesejahteraan seluruh veteran pasti bisa, kecuali tidak mau. Tidak akan ada yang iri jika pemerintah memberikan tunjangan besar kepada para keluarga veteran. Jumlah para veteranpun bukan semakin bertambah, namun semakin berkurang. Sedih melihat para pejuang kita ini  kondisi rumahnya reot,hidup dalam kontrakan seadanya dan masih mikir masa depan untuk keluarganya. 

Sedih melihat Cerita Komarudin, komandan janur kuning hidup di jalanan, juga berbagai cerita pilu lainnya yang masih banyak. Saatnya pemerintahan Jokowi untuk mengambil langkah “berani “. Bukan Cuma menaikkan harga rokok, atau Tax Amnesty atau yang lainnya. Namun hargai orang tua kita karena itu cerminan dirimu sendiri. Saya bukan dari keluarga veteran, namun tidak enak saja melihat mereka seperti kurang diperhatikan. Veteran pejuang perang 45, Veteran Seroja bahkan yang belum lama terjadi, para pendukung integrasi timor timur yang seolah terlupakan.

Mudah mudahan lewat kompasiana pesan ini sampai. Jika bukan kepada pemerintah kepada siapa lagi pesan ini akan disampaikan ? Masak pada Mukidi ? Jasmerah!!!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline