Lihat ke Halaman Asli

Mengapa Musholla di Mall Kotor, Kumuh dan Nyempil?

Diperbarui: 17 Juni 2015   21:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1412768342195490219

Mungkin judul atau tema tentang kondisi musholla di mall   kurang menarik bagi sebagian orang.Jauh jika dibandingkan dengan perebutan kursi DPR atau MPR yang sedang in.Tapi bagi saya tema ini menarik sekali, karena berkali kali saya merasakan betapa tempat ini adalah tempat sisa, kumuh, jorok, tidak bersih, nyempil disudut sudut mall yang megah. Hebatnya lagi saya merasakan seolah terjadi kesamaan  antar pengelola mall untuk menempatkan tempat ini disudut sudut sempit, dengan lokasi dan situasi jauh dari nyaman. Rupanya   sebagian pengelola mall & tempat perbelanjaan   menganggap musholla bukan sebagai hal yang penting ,asal ada dan tidak membawa banyak keuntungan materi. Padahal  sebagian besar pekerja dan pengunjungnya adalah muslim  yang  memerlukan tempat yang nyaman, tidak mumuh, sempit dengan jalan berliku untuk menjalankan kewajibannya yaitu sholat 5 waktu.

Tidak semua pusat perbelanjaan demikian. Bolehlah, sebagai apresiasi saya sebutkan beberapa pusat perbelanjaan yang memberikan musholla dan tempat wudhu yang oke.Kota Casablanca memberikan tempat yang nyaman dengan petugas penjaga musholla di masing masing lantai. Perlengkapan sholat disediakan dan diatur oleh  petugas. Musholla bersih, AC nyaman. PI Mall atau Sumarecon Bekasi setahu saya juga memberikan tempat yang  nyaman. PGC Cililitan lumayan lah.dsb

Namun secara umum kita prihatin terhadap musholla dan tempat wudhu di berbagai pusat perbelanjaan dan mall . Dibandingkan dengan fasilitas lainnya, musholla dan tempat wudhunya kontras  dengan fasilitas umum lain yang begitu wah. Entah mengapa musholla di mall mall di dominasi di tempat parkir dengan tempat yang nyempil dan sempit. Tempat wudhu yang kecil,Sajadah kumal, sholat berjamaah  menggunakan sistem kloter yang bergantian sehingga tidak nyaman untuk berdzikir setelah selesai shoolat karena antrian berikutnya menunggu.Walaupun panas, Tempat ini juga seringkali tidak ber AC. Secara umum ditempat ini kita juga bisa melihat blower AC, Pipa air yang tidak akan nyaman jika terlihat ditempat lain. Komplit deh.

Beberapa pusat perbelanjaan hanya membikin 1 atau 2 musholla kecil untuk pedagang & pengunjung yang jumlahnya ribuan. Banyak perbandingan tempat sholat yang membikin saya berdecak tidak kagum , betapa masalah ini dianggap masalah yang tidak penting oleh pengelola mall.Sekedar ada, sekedar jadi.

Beberapa waktu yang lalu saya sholat di sebuah pusat perbelanjaan di Bekasi yang membuat saya merasa heran mengapa dg mall megah 6 Lantai dengan klaim pengunjung mencapai 65.000 orang di akhir pekan hanya memberikan porsi musholla yang menurut saya kecil. Pengelola mall hanya menyediakan musholla yang lebih  besar dibawah dan membangun musholla kecil diatas untuk ribuan pengunjungnya. Untuk wudhu diatas, kita memerlukan waktu tunggu lebih dari 15 menit ditempat yang kumuh, becek karena air agak menggenang dibawah blower besar dan pipa lainnya. Antrean 4 shaff memanjang untuk mengambil air wudhu dengan laki laki dan perempuan menjadi satu. Bingung yang memakai jilbab, mau wudhu cara bagaimana karena tempat wudhu yang bercampur laki laki dan perempuan. Dan Jangan heran, jika tempat wudhunya kumuh dan kusam, disamping tempat wudhu ada toilet yang kinclong dengan wall paper menarik, tempat cuci tangan dari porselen yang bagus, kaca yang oke dan penjaga yang selalu siap sedia plus 1 tulisan “ Dilarang Wudhu Disini “. Tempat wudhunya kebanting  coy .

Lha Kok Bisa ?

Beberapa hal mengapa terjadi hal demikian dibanyak pusat perbelanjaan di indonesia. Pertama mungkin karena pengelola mall menganggap Muhsolla kurang  penting, tidak membawa keuntungan ekonomi secara langsung sehingga pengelola membikin asal jadi, asal ada dengan penempatan yang “nyumplik “, terpencil dengan sedikit petunjuk. Dampak lainnya ke fasilitas musholla yang apa adanya. Kedua, Tidak ada yang protes.Toh dengan musholla seperti itu, kegiatan sholat masih bisa berjalan. Orang juga enggan untuk melakukan protes karena musholla masih ada walau apa adanya.Bisa antri walau sholat menjadi telat dan urusan masih banyak ngapain ngurusin musholla.Apalagi bagi karyawan, apakah berani protes dengan segala resikonya ? Ketiga : Setahu saya , tidak ada aturan yang mengatur besar dan luasnya tempat sholat dengan area tertentu.Celah inil bisa dimanfaatkan oleh pengelola mall yang memang menganggap tempat ibadah bukan merupakan bagian penting dalam mall tersebut sehingga “ asal ada “ terasa pas. Keempat, DPR terlalu sibuk dengan pekerjaannya,sehingga tidak sempat memikirkan masalah ini karena mungkin bukan hal yang urgent atau mungkin bukan wewenangnya. Untungnya , pernah sekali  saya melihat debat  calon DPD DKI Jakarta di salah satu stasiun TV Swasta yang  membicarakan dan concern dengan musholla di mall mall ini. Seingat saya AM Fatwa, Parni Hadi dan Abdul Aziz Khaifa setidaknya pernah membicarakan masalah ini. Ya, lumayan lah...

Masalah musholla yang sempit,kumuh, dan antre memanjang rupanya bukan hanya di dominasi oleh Mall saja. Fasilitas umum lain seperti terminal dan stasiun tidak lebih baik bahkan seringkali sangat buruk. Salut buat mahasiswi asal Depok, Reny Anggraeni yang memprotes keras kodisi musholla di Stasiun Manggarai yang membuat dirinya dan orang lain telat untuk menunaikan kewajibannya. Seperti kita ketahui di berbagai media masa terlihat jelas spanduk protes terhadap DIRUT PT KAI Ignatius Jonan atas kondisi tempat sholat di lingkungan stasiun. Sah sah saja. Perbaikan system pelayanan KAI Oke, namun untuk fasilitas tempat sholat memang masih kurang. Jika puluhan atau ratusan  orang melakukan protes, cukup dengan tulisannya, niscaya kondisi ini akan bisa berubah, Insya ALLAH.

Tulisan ini menjadi bagian dari protes saya terhadap pusat perbelanjaan & mall yang masih pelit dalam membangun musholla ditempatnya. Syukur jika kedepan ada anggota dewan ada yang aktif dalam mempelopori aturan tentang kriteria yang jelas tentang tempat ibadah yang nyaman untuk pendagang dan pengunjung pusat perbelanjaan.Tegur jika mall megah, musholla nyempil. Jika K3 bisa menjadi prioritas bagi pengelola gedung, seharusya kenyamanan tempat ibadah juga bisa menjadi prioritas yang akan diusahakan. Investasi untuk membangun tempat ibadah yang besar, nyaman dan enak sesungguhnya akan menguntungkan semua pihak. Pengusaha tidak akan rugi bahkan untung karena akan memunculkan kesan dan pandangan  dari masyarakat bahwa pusat perbelanjaa  ini sangat memperhatikan aspirasi umat islam dan dekat dengan umat islam. Bagi pekerja yang muslimpun sangat diuntungkan karena bisa beribadah dengan nyaman, khusu’. Bisa jadi doa doanya menjadi terkabul disini. Subhanallah, tidak rugi bahkan untung. Pengelola harus menyadari bahwa semangat kerja bukan hanya gaji dan bonus namun juga tempat ibadah yang nyaman, karena ketenangan hati akan berpengaruh terhadap kinerja mereka.

Bolehlah saya bermimpi kedepan pusat pusat perbelanjaan kita, mall mall kita memiliki musholla musholla besar dan nyaman ditempat yang mudah dijangkau dan secara serius memperhatikan hal ini, seolah mereka berkata  “ Mari silakan datang ke mall kami. Selain fasilitas yang ada, Kami juga siapkan musholla yang bagus dan nyaman bagi anda “. Mantap !




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline