Lihat ke Halaman Asli

Jamuan Makan Malam dari Seorang Muhsinin

Diperbarui: 8 November 2022   00:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri


Bismillah. Seperti biasa pada malam jumat Masjid Al-Hijriyah Morotai mengadakan rutinitas kajian kitab fiqih. Adapun materi malam ini pembahasan hadist tentang kewajiban mengadakan walimah. 

Walimah artinya jamuan makan kepada undangan. Berdasarkan hadits Nabi shallalahu 'alaihi wasallam wajib bagi orang islam membuat walimah walaupun hanya memotong seekor kambing. 

Bahkan boleh mengadakan walimah tanpa ada daging atau makan seadanya. Di antara walimah yang paling mewah yang Nabi adakan adalah walimah pada istrinya yang bernama Zainab.

Setelah penaklukan Khaibar, dimana ada seorang budak yang bernama Shafiyyah. Kemudian  Nabi menikahinya. Di tengah perjalanan pulang Nabi singgah di suatu tempat lalu mengadakan walimah hanya dengan  kurma dan lemak. 

Faidah lain yang kami dapatkan adalah bila menikahi seorang janda maka diberikan waktu kepadanya selama tiga hari berbulan madu. Bila menikahi gadis seorang suami memberikan waktu kepada istrinya untuk bulan madu selama tujuh hari.

Adapun hikmah diadakannya walimah adalah untuk mengumumkan kepada khalayak bahwa si Fulan dan si Fulanah telah menikah sehingga masyarakat tahu bahwa yang kedua mempelai telah menikah. 

Faidah lain, hendaknya mengundang orang-orang yang baik dari kalangan orang miskin maupun orang kaya. Karena makanan walimah dikatakan makanan yang paling buruk bila walimah tersebut hanya didatangi oleh orang-orang kaya saja.

Bagi seorang muslim wajib mendatangi walimah kecuali bila ada maksiat di dalamnya. Pada sebuah acara walimah dibolehkan bersyair sambil menabuh rebana dengan syair-syair yang tidak membangkitkan syahwat. Misalnya syair-syair perjuangan.


Setelah shalat isya, ada seorang muhsinin membawa makanan nasi kuning untuk disantap jamaah masjid. Makan sambil berkumpul dengan teman-teman memiliki cita rasa tersendiri. Beda halnya jika kita makan sendiri. 

Tidak lama kemudian ternyata ada makanan kedua sehingga sebagian tidak sanggup lagi makan. Lalu sebagian membawa makanan pulang ke rumah masing-masing. Alhamdulillah, makanan habis tidak tersisa.semoga bermanfaat#doc jay

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline