Pentingnya Kesadaran Terhadap Stunting pada Remaja Wanita dan Ibu Hamil: Membangun Generasi bebas Stunting
Untuk mewujudkan Indonesia Maju di masa depan, warga Indonesia harus bersama-sama mengatasi seluruh permasalahan yang di hadapi negara ini. Salah satu permasalahan yang dihadapi saat ini adalah stunting. Menurut WHO, stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.
Berdasarkan data Asian Development Bank, pada tahun 2022 persentase Prevalence of Stunting Among Children Under 5 Years of Age di Indonesia sebesar 31,8%. Jumlah tersebut, menyebabkan Indonesia berada pada urutan ke-10 di wilayan Asia Tenggara. Selanjutnya, berdasarakan data dari Kementrian Kesehatan, angka stunting Indonesia berhasil turun menjadi 21,6% pada tahun 2022.
Pentingnya kesadaran stunting pada remaja sangatlah besar, karena stunting dapat mempengaruhi kecerdasan dan kesehatan anak di masa dewasa, stunting juga menghambat perkembangan kognitif dan motorik, serta beresiko mengalami gangguan metabolik saat dewasa.
Berkurangannya kemampuan anak yang terkena stunting berdampak pada menurunnya produktivitas tenaga kerja. Dalam jangka panjang, rendahnya produktivitas tenaga kerja akan mempengaruhi daya saing suatu negara, memperburuk angka kemiskinan dan menurunkan kualitas pertumbuhan ekonomi.
Tidak heran, di banyak negara stunting sudah di anggap menjadi masalah besar karena menimbulkan kerugian yang tidak sedikit, salah satunya di Indonesia, kerugian ekonomi akibat stunting diperkirakan hingga Rp. 1.200 triliur per tahun.
Oleh karena itu, kesadaran dan perilaku hidup sehat serta pola makan gizi seimbang menjadi kunci utama pencegahan stunting.
Pencegahan stunting memerlukan keluarga, komunitas dan berbagai lapisan masyarakat untuk berperan aktif dalam mengubah perilaku dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat di lingkungan.
Selain itu, penguatan kesadaran akan pentingya kinerja, perilaku, dan pola hidup sehat juga diperlukan untuk mencegah dan mengatasi stunting. Dalam hal ini remaja juga dapat melakukan perubahan dalam mencegah stunting dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga asupan gizi.
Menurut Kementrian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, anemia pada remaja putri dapat meningkatkan risiko stunting pada anak yang dilahirkan di kemudian hari.
Anemia pada remaja putri juga dapat meningkatkan kemungkinan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan berkontribusi pada komplikasi saat melahirkan.