Lihat ke Halaman Asli

Pentingnya Imunisasi bagi Balita

Diperbarui: 17 Juni 2015   18:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lahirnya sang anak adalah salah satu kebahagiaan yang dirasakan oleh ayah dan ibu, yang merupakan anugrah dan titipan dari Tuhan. Dimana kita harus menjaga kesehatannya sebaik mungkin agar dapat terhindar dari penyakit. Pemberian imunisasi pada balita sangat penting dan bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan si bayi. Salah satunya yaitu imunisasi BCG (Basil Calmette Guerin ). Imunisasi ini diberikan setelah bayi berumur 2 sampai 3 bulan. Apabila imunisasi BCG diberikan setelah bayi berumur 3 bulan maka harus ada uji tuberculin. Apabila hasil uji pra BCG tidak dimungkinkan maka BCG bisa diberikan akan tetapi harus melakukan penelitian selama 1 minggu.

Imunisasi BCG sangat penting bagi bayi yang baru lahir, karena dengan pemberian BCG maka dapat menghindarkan bayi dari serangan penyakit TBC. Karena bayi masih rentan terinfeksi mycobacterium tuberculosis yang biasanya disebapkan oleh keluarga atau pengasuh sang bayi yang mempunyai riwayat penyakit tersebut.

Menurut WHO “lokasi penyuntikan imunisasi BCG sebaiknya di lengan kanan atas”. Setelah bayi mendapat suntikan BCG maka akan ada tanda-tanda atau efek yang ditimbulkan oleh bayi seperti benjolan kecil dan mempunyai nanahseperti bisul pada tempat yang disuntik. Sejalan dengan waktu makin lama makin hari bisul atau benjolan ini akan mengempis dan kering dengan sendirinya. Apabila setelah disuntikkan BCG dan tidak timbul benjolan atau bisul ini dikarenakan beberapa factor misalya dosis yang diberikan terlalu rendah, daya tahan dan kondisi bayi sedang tidak dalam keadaan baik. Imunisasi BCG merupakan imunisasi yang paling menyakitkan bagi anak karena penyuntikannya hanya kedalam lapisan kulit saja dan tidak boleh menembus lapisan kulit. Biasanya 2 minggu setelah disuntikkan BCG efek tersebut akan muncul dan dapat hilang dengan sendirinya.

Vaksin-vaksin lainnya yang diberikan pada bayi atau balita yaitu hepatitis B. hepatitis B ini diberikan 12 jam setelah kelahiran bayi, selanjutnya polio. Polio terbagi menjadi 2 yaitu imunisasi polio oral dan imunisasi polio suntik atau injeksi. Imunisasi polio oral diberikan pada saat bayi lahir, umur 2,4,6 dan 18 bulan sedangkan imunisasi polio injeksi ini diberikan ketika usia 2,4,6,18,24, bulan dan ketika usia enam sampai delapan tahun.

Selanjutnya yaitu imunisasi DPT ( diphtheria, pertusis, dan tetanus ). Imunisasi DPT ini diberikan selama tiga kali. Pemberian imunisasi DPT ke empat dapat dilakukan akan tetapi berjarak satu tahun dari pemberia DPT ke tiga. Imunisasi ini diberikan agar kekebalan tubuh si bayi sehingga terhindar dari penyakit dipteri, pertusis dan tetanus. Selanjutnya yaitu imunisasi campak. Imunisasi campak ini dikasikan setelah bayi berusia Sembilan bulan dan diberikan ulang ketika berumur lima sampai tujuh tahun.

Setelah diberikan imunisasi campak maka akan menimbulakan efek pada sang anak misalnya demam setelah beberapa hari diberikannya suntikan campak tersebut. Akan tetapi tidak perlu khawatir karena akan berdampak lebih besar apabila tidak diberikan imuisasi campak ini.

Kesehatan adalah harga emas, perhatikanlah kesehatan anda, prioritaskanlah kesehatan anda, penerus bangsa Indonesia adalah anak-anak yang sehat dan pintar, maka dari itu berilah imunisasi pada anak-anak secara rutin dan teratur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline