Film ini berlatar belakang kehidupan dan invasi Jepang di Semenanjung Korea sekira akhir abad 16. Alur cerita film ini pun sangat menarik dengan menampilkan persahabatan, pengkhianatan serta intrik politik. Tidak ada adegan sex namun banyak adegan kekerasan.
Dikisahkan pada masa itu terdapat kesenjangan sosial yang sangat tajam antara kaum Bangsawan dan rakyat atau Buruh. Segelintir rakyat yang kritis mencoba untuk melakukan pemberontakan kepada Raja atau Bangsawan, namun pemberontakan itu berakhir dengan kegagalan dan ujung-ujungnya rakyat yang terlibat dalam pemberontakan itu dipenggal kepalanya kemudian kepala yang sudah lepas dari badan itu akan digantung di tiang yang tinggi untuk menjadi tontonan rakyat, sekaligus sebagai bahan itimidasi.
Cerita dimulai saat seorang anak lelaki bernama Cheon Yeong (CY) yang dipekerjakan sebagai budak di kediaman Wakil Menteri Pertahanan (WMP). Kediaman WMP ini sangat besar dan luas terdiri dari 60 kamar dan mempekerjakan 100 budak dengan masing-masing tugasnya.
WMP memiliki darah keturunan militer yang kuat, ayah dan leluhurnya besekolah di sekolah militer (mungkin semacam Akmil), dan dia mempunyai seoarang anak laki-laki bernama Lee Jong Ryeo (LJR). WMP sangat berambisi agar anak laki-lakinya bisa masuk sekolah militer, maka dia menggembleng anaknya dengan keras. Salah satu cara menggemblengnya adalah dengan memanggil pelatih pedang. Peraturannya jika si pelatih bisa menjatuhkan LJR maka WMP akan memukul betis LJR dengan sebatang ranting pohon, namun pada pelaksanaannya betis CY yang menggantikan betis LJR.
Sebenarnya LJR tidak setuju dengan tindakan ayahnya namun dia tidak berani untuk membantah keputusan sang ayah. Timbul rasa iba LJR kepada CY, hingga suatu malam LJR memberi makanan lezat kepada CY. Setelah peristiwa itu pertemanan mereka semakin rekat hingga akhirnya CY dilatih bermain pedang oleh LJR.
Beberapa tahun berselang, saat hari ujian masuk sekolah militer tiba, LJR mengikuti seleksi itu namun gagal dan selalu gagal. Hingga suatu saat CY mengajukan ide gila kepada WMP, yaitu CY akan menjadi "joki" saat selesi masuk sekolah militer dan jika berhasil maka syaratnya status budak CY dicabut. Sang ayah menyetujui persyaratan tersebut, dan benarlah CY dapat meloloskan LJR menjadi siswa sekolah militer.
Setelah LJR lulus sekolah militer dan diangkat menjadi komandan pengawal raja, tibalah saatnya CY menagih janji, namun WMP tidak menepati janjinya bahkan dia mengirimkan utusan untuk membunuh CY, mengetahui hal ini LJR menyuruh CY melarikan diri. Sebelum pergi LJR memberikan jubah biru dan pedang peberian Raja sebagai hadiah kelulusan dari sekolah militer, karena LJR berpikir memang seharusnya CY yang berhak atas kedua benda tersebut. Meskipun pada akhirnya CY tertangkap oleh para pemburu budak dan diserahkan kembali ke WMP.
Cerita selanjutnya mengisahkan invasi Jepang ke Semenanjung Korea, pasukan Jepang ini dipimpin oleh Genshin Kikkawa (GK) yang sangat kejam. Mendengar pasukan Jepang sudah mendarat di Semenanjung Korea, Raja ketakutan dan melarikan diri meninggalkan istananya bersama rombongannya. Berita bahwa sang Raja telah lari istana terdengar oleh LJR, maka dia segera meninggalkan rumahnya untuk mengawal sang Raja.
Sepeninggal LJR para budak melakukan pemberontakan dengan membunuh WMP, membakar istri dan rumahnya. Sementara itu CY yg bisa terbebas dari kurungan di rumah WMP berusaha untuk menolong istri LJR, namun istri LJR lebih memilih mati bersama kobaran api rumah WMP dari pada ditolong oleh budak seperti CY.
CY kemudian kemudian pergi dengan mengenakan jubah biru dan pedang LJR, berbekal jubah dan keahlian memainkan pedang CY memimpin perlawanan terhadap tentara Jepang.
Tujuh tahun berlalu, perang telah usai negara sedang mengalami keterpurukan ekonomi. Para pejuang berhasil menangkap GK, dan beberapa pasukannya yang tersisa untuk diserahkan kepada Raja, sebagai bahan negosiasi pencabutan status para budak. Namun setelah di istana para pejuang ini termasuk CY justru difitnah sebagai pengkhianat, dan hendak dibunuh oleh para pengawal Raja.