Lihat ke Halaman Asli

Darmawan Thalib

Dosen Universitas Negeri Gorontalo

Bernalar dengan pendekatan induksi

Diperbarui: 25 Januari 2025   16:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam metodologi penelitian seringkali kita mendengar istilah “penalaran induksi”, apa sebenarnya penalaran induksi itu?

Penalaran induksi merupakan cara bernalar dengan cara  menarik kesimpulan umum terhadap sesuatu yang didasarkan pada pola yang kita bentuk dari kasus atau fakta yang spesifik. Dengan kata lain, kita memulai penalaran ini dari data-data yang sifatnya khusus kemudian mencari generalisasi yang dapat diterapkan secara luas.

di antara ciri penalaran induksi yaitu: (1) dimulai dari kasus spesifik. Mengamati kejadian-kejadian tertentu, (2) melakukan generalisasi. Mencari pola, prinsip, dan aturan umum dari data atau fakta yang dipelajari, (3) Kesimpulan yang dihasilkan tidak 100% benar. Hasil generalisasi sifatnya probabilistik karena didasarkan pada pengamatan terbatas.

Contoh penalaran Induksi, misal seseorang -berdasarkan pengamatannya- menyatakan bahwa burung merpati bisa terbang, burang elang bisa terbang, begitu pula burung gagak. Kemudian ia menemukan pola bahwa semua burung bisa terbang. Kesimpulan seperti ini disebut penalaran induksi.

Kesimpulan dari penalaran induksi bisa saja salah, karena nyatanya ada burung yang tidak bisa terbang seperti burung unta dan penguin sehingga diketahui bahwa penalaran induksi sifatnya tidak mutlak, melainkan hanya memberi kemungkinan besar (probable).

Jadi, meskipun generalisasi yang dihasilkan dari penalaran induksi tidak selalu menghasilkan kepastian, namun penalaran ini berguna untuk membuat prediksi dan mengembangkan teori baru.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline