Lihat ke Halaman Asli

Prinsip Dasar Birokrasi (Semestinya)

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Birokrasi telah ada sejak lama. Seperti ikan yang jarang menyadari bahwa air laut itu asin, kita pun kadang tidak pernah menyadari untuk apa birokrasi ada. Seakan birokrasi itu memang secara default begini adanya. Ketika kita meratapi atau mengutuk birokrasi yang tidak becus, kita sendiri tidak tahu ketika harus menjawab, “memang seharusnya bagaimana?”

Hakikat birokrasi itu terdapat dalam analogi tujuan-cara. Misalkan Anda hendak mengambil uang dari rekening Anda sebesar satu juta rupiah untuk sebuah kepentingan yang mendesak. Itu adalah tujuan Anda. Lalu Anda mencari cara untuk mencapai tujuan tersebut: Anda memilih menariknya melalui mesin ATM. Saat Anda keluarkan dari dompet, ternyata kartu itu sudah patah menjadi tiga keping. Apa yang akan Anda lakukan untuk mencapai tujuan tadi dalam kondisi seperti ini? Opsinya:


  1. Anda tetap bersikeras mempertahankan cara yang sudah ditetapkan di awal, yakni menariknya lewat mesin ATM, meski kartunya sudah patah.
  2. Anda pergi ke bank untuk membuat kartu ATM baru, setelah jadi, baru menariknya via ATM.
  3. Anda pergi ke bank dan mengambil uang Anda melalui teller.
  4. Anda pergi ke teman Anda untuk meminjam uang.
  5. dll.


Anda tahu, bersikeras pada cara pertama, yang sudah jelas menjauhkan Anda dari tujuan, hanya akan sia-sia. Untuk segera mencapai tujuan, karena Anda peka terhadap keadaan, Anda akan memilih fleksibel mengganti cara pertama (menarik via ATM) ke cara yang lain, bukan?

Birokrasi, secara strategis, adalah sebuah cara negara untuk melayani warganya. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan dan melindungi kepentingan masyarakat, agar dapat hidup tenteram dan sejahtera. Melalui analogi tujuan-cara di atas, pemerintah harus peka terhadap keadaan; apakah birokrasi yang dijalankan saat ini mendekatkan ke tujuan atau tidak.

Ketika birokrasi yang dijalankan justru menjauhkan dari tujuan, sepatutnya pemerintah fleksibel untuk mengubah cara (baca: bagaimana birokrasi dijalankan) tersebut.


Ini memang sudut pandang yang sama sekali baru.

Analogi tujuan-cara ini dapat diterapkan di berbagai skala birokrasi. Baik secara eksternal dalam hubungan birokrasi dengan masyarakat, maupun secara internal dalam pengelolaan manajemen birokrasi itu sendiri.

Original.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline