Lihat ke Halaman Asli

Sesingkat Itu?

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13116563612041540844

Lengkap sudah kebahagiaannya setelah anak laki-laki yang diharapkan lahir dengan selamat. Bertahun-tahun dia membangun rumah tangganya dengan seorang istri yang dicintainya. Hari demi hari dilalui dengan keharmonisan yang dituangkan dalam kehidupan sehari-harinya bersama istri dan anak laki-laki yang didambakannya dan sekarang menjadi masa depannya. Suatu hari dia pergi keluar rumahnya dan diapun melihat kabel listrik yang menyangkut di pohon rambutan depan rumahnya itu. Berusahalah dia untuk meraih dan membereskan kabel itu dengan dia memanjat pohon rambutan tersebut sendirian. Percaya dengan kekuatannya dan usia yang muda menunjang untuk bisa meraih kabel . Diraihlah kabel itu dan bereslah sekarang. Kabel yang tadinya mengganggu pemandangan dan mungkin bisa putus gara-gara tersangkut, sekarang sudah tidak lagi. Kisah pun baru dimulai, sebelum dia turun dan sampai ke bawah lagi dia tidak sadarkan diri pada posisi masih diatas pohon. Terjun bebaslah dia kebawah tanpa ada antisipasi sedikitpun. Setelah tersadarkan sekitar beberapa menit dia pun tidak tahu kejadian apa yang barusan menimpa dia. Sekerumunan orang yang menolong pun berkata bahwa tadi dia jatuh dari pohon. Vonis dokter mengatakan bahwa tulang ekornya anjlok dan saraf tulang belakangnya pun putus. Akhirnya lumpuhlah dia dan tidak bisa apa-apa dan kemana-mana dengan hanya bisa berbaring tiap hari di kasur. Istri adalah wanita yang diciptakan Tuhan untuk melayani suami. Istri dia yang baik pun tiap hari melayani dia yang sudah tidak bisa apa-apa. Bangun pagi untuk memasak , kemudian membangunkan anaknya dilanjutkan memandikan anaknya. Setelah itu sang istri pun menyuapi anaknya dan kemudian menyuapi dia. Setelah pekerjaan rumah selesai, sang istri pun berangkat ke Sekolah untuk mengajar murid-muridnya karena dia seorang ibu guru yang baik dan santun. Kita lanjut dengan perjalanan sang istri yang menjadi cerita utama. Hidup terlalu singkat dan tidak bisa kita kira-kira. Sepulangnya dia dari Sekolah, ada sebuah truk muat barang yang melaju tidak begitu kencang menyambar seorang perempuan yang sedang tidak fokus pikiranya yang menyebrang jalan. Perempuan itu adalah istri dari dia yang lumpuh dan tidak berdaya. Darah keluar deras tanpa bisa dihentikan kecuali mungkin dengan bantuan dokter. Akhirnya dibawalah dia ke Instalasi Gawat Darurat terdekat. Darah masih keluar terus dari mulut, telinga bahkan hidungya. Dia pun di vonis gagar otak. Selang beberapa jam kemudian dokter pun tidak bisa berupaya apa-apa. Dia meninggalkan semua yang ada di bumi ini. Sepeninggal dia sangat tidak bisa dibayangkan. Suami yang sekarang sudah lumpuh ditambah anaknya yang masih kecil ditinggalkan semuanya. Mungkin sudah waktunya dia istirahat dari semua aktifitas yang melelahkan, tetapi istirahatnya untuk selamanya. Seperti melihat sinetron di televisi, tetapi ini nyata di dalam kehidupan dan saya menyaksikan. Betapa hidup itu  singkat dan kita tidak bisa menguku bahkan mengira-ira kapan kita akan mati. Tuhan adalah pencipta semuanya yang ada di bumu ini dan semuanya juga akan kembali lagi kepada-Nya. tidak semua yang lemah itu akan mati janganlah engkau cepat bangga dengan kesehatan kamu sekarang kalau tanpa dilandasi rasa syukur yang lebih. Karena singkatnya hidup hanya Tuhan yang tahu karena memang kehidupan dan kematian adalah rahasia Tuhan. "Bersyukur adalah kunci dari keikhlasan menerima semua kejadian dalam kehidupan"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline