Lihat ke Halaman Asli

Apresiasi Karya Para Maestro di Museum OHD

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1349543825112286554

Siapa yang pernah berkunjung ke kota Magelang? Kota ini memiliki beberapa museum yang kesemuanya layak dikunjungi. Namun, ada satu museum yang saya rekomendasikan bagi para pecinta seni, yakni Museum Oei Hong Djien (OHD) yang terletak di Jalan Jenggolo no 14, Magelang (dekat dengan area Pecinan). Museum OHD yang pertama didirikan pada tahun 1997. Seiring waktu, makin banyak pengunjung dari berbagai kalangan yang mengunjungi museum ini hingga akhirnya pada bulan April 2012 diresmikanlah sebuah gedung baru Museum OHD yang menempati gudang tembakau kuno. Gudang tembakau itu pun awalnya juga didirikan oleh Oei Hong Djien mengingat profesinya sebagai pengusaha tembakau. Museum OHD yang baru ini memamerkan lebih dari 120 karya lima maestro Indonesia: Affandi, S. Sudjono, Hendra Gunawan, H. Widayat, dan Soedibio. Bekerja sama dengan Djarum Foundation, pengelola museum ini berharap karya para maestro itu tetap diapresiasi sepanjang masa, karena tanpa mereka seni tidak akan berkembang seperti seni sekarang. [caption id="attachment_216650" align="aligncenter" width="300" caption="Museum OHD tampak depan"][/caption] Artistik sekali bukan tampak luarnya? Setelah membayar tiket masuk sebesar Rp100.000,00 untuk pengunjung umum, pengunjung diberikan buku katalog yang lumayan tebal. Pengunjung pun akan ditemani oleh seorang guide yang akan membawa kita melihat-lihat dan mengapresiasi karya-karya para maestro tersebut.

[caption id="" align="aligncenter" width="480" caption="interior Museum OHD"]

interior Museum OHD

[/caption] [caption id="attachment_216654" align="aligncenter" width="608" caption="interior museum OHD dengan pahatan karya hendra gunawan di tengah"]

1349544920389826098

[/caption] [caption id="attachment_216684" align="aligncenter" width="507" caption="Tangga naik menuju lantai 2 dengan luksian sketsa karya Hendra Gunawan di dinding"]

1349575725540307786

[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="480" caption="In BW mode"]

in BW mode

[/caption] [caption id="attachment_216683" align="aligncenter" width="507" caption="Display di lantai 2. Terpampang di sini adalah lukisan Widayat yang banyak mengambil tema flora dan fauna."]

1349574637324129336

[/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="491" caption="in BW mode"]

in BW mode

[/caption] [caption id="attachment_216657" align="aligncenter" width="507" caption="Display lukisan dilihat dari lantai 2"]

1349546249774547652

[/caption] [caption id="attachment_216658" align="aligncenter" width="487" caption="tangga Turun"]

13495464611487194426

[/caption] [caption id="attachment_216659" align="aligncenter" width="507" caption="salah satu sudut interior Museum OHD"]

13495472731493688909

[/caption] [caption id="attachment_216660" align="aligncenter" width="505" caption="Salah satu sudut interior Museum OHD"]

13495477901104223332

[/caption] [caption id="attachment_216662" align="aligncenter" width="505" caption="Interior Museum OHD"]

13495489801455324181

[/caption] [caption id="attachment_216661" align="aligncenter" width="507" caption="Sketsa karya Hendra Gunawan"]

13495480541949019803

[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="478" caption="Affandi (1907-1990) merupakan maestro dengan aliran expresionistik. Beliau merupakan guru Hendra Gunawan."]

Affandi (1907-1990) merupakan maestro dengan aliran expresionistik. Beliau merupakan guru Hendra Gunawan.

[/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="293" caption="Karya Hendra Gundawan, interpretasnya adalah bahwa di dalam diri setiap orang ada setan dalam berbagai bentuk dan rupa. Hendra Gunawan dilahirkan tahun 1918 dan merupakan seniman aliran naturalis. Salah satu karya lukisannya dilelang di Christies dan terjual seharga 613.000 Euro, wow!"]

Karya Hendra Gundawan, interpretasnya adalah bahwa di dalam diri setiap orang ada setan dalam berbagai bentuk dan rupa. Hendra Gunawan dilahirkan tahun 1918 dan merupakan seniman aliran naturalis. Salah satu karya lukisannya dilelang di Christies dan terjual seharga 613.000 Euro, wow!

[/caption] Baik di dalam maupun luar museum, kita akan melihat sentuhan seni kontemporer yang memikat mata. [caption id="attachment_216664" align="aligncenter" width="355" caption="lantai bermotif seni kontemporer"]

1349549266310019554

[/caption] [caption id="attachment_216665" align="aligncenter" width="228" caption="Prasasti "]

13495499061438553958

[/caption]

Museum OHD juga dilengkapi dengan kafetaria yang interiornya pun tak luput dari sentuhan seni.

[caption id="attachment_216666" align="aligncenter" width="380" caption="interior kafetaria"]

13495502861030314872

[/caption] Sekilas tentang para maestro seni lukis modern Indonesia: 1. Affandi (1907-1990) Lahir di Cirebon. Awalnya beliau melukis dengan gaya impresionisme menggunakan kuas di atas kain goni. Karya berjudul "Kamarku" itu dibuat tahun 1942 pada zaman pendudukan Jepang. Affandi merupakan guru hendra Gunawan dan para pelukis lainnya. 2. Hendra Gunawan (1916-1983) Lahir di Bandung. Beliau juga aktif di Poetra dan banyak melukis saat menjadi anggota Poetra.Tahun 1965 hingga 1978 beliau dipenjara karena didiuga sebagai komunis akibat keanggotaannya di Lekra. Beliau sebenarnya adalah seorang sosialis yang berpihak pada rakyat. Di penjara pun beliau aktif melukis dan setelah keluar penjara lukisannya terkesan lebih euforis dengan warna-warna yang lebih cerah. 3. H. Widayat (1919-2002) Lahir di Kutoarjo. Widayat pada mulanya melukis dengan gaya realisme. Terpengaruh oleh Kartono Yudhikusumo dan didorong oleh Kusnadi, Widayat kemudian melukis dengan gaya dekoratif. Lukisannya terkesan magis dan banyak mengambil tema flora dan fauna. Pada tahun 1950-an mulailah beliau melukis abstrak dan semi abstrak. 4. Soedibio (1912-1981) Lahir di Madiun. Beliau adalah Bapak Surealis Indonesia karena merupakan pelukis surealisme pertama Indonesia. Lukisannya yang dikenal biasanya berupa lukisan berdekoratif Jawa dan bernuansa surealistik kejawen. Walau demikian, Soedibio mampu melukis dengan macam-macam gaya dalam satu waktu. 5. S. Sudjojono (1913-1986) Lahir di Kisaran, Sumatera Utara. Ia disebut Bapak Senirupa Modern Indonesia. Sudjojono mengkritik pelukis Belanda dan pelukis Indonesia yang mengikuti keinginan turistik Belanda, yakni melukis pemandangan-pemandangan manis untuk menyenangkan orang-orang Belanda. Lukisan-lukisan gunung, sawah, dan pohon nyiur disebutnya sebagai "Mooi Indie". Beliau menganjurkan para pelukis Indonesia untuk melukis realita yang ada di Indonesia saat itu yang penuh penderitaan dan perjuangan. Sayangnya sampai akhir kunjungan saya masih bertanya-tanya mengapa Basuki Abdullah tidak dimasukkan sebagai salah satu maestro lukisan modern Indonesia oleh Museum OHD ini. Keberadaan karya-karya para maestro tersebut umumnyna dimiliki oleh para kolektor secara pribadi. Museum OHD memberikan akses bagi kalangan umum untuk bisa menikmati dan mengapresiasi karya-karya fenomenal para maestro kebanggaan Indonesia itu. Seni merupakan sebuah ekspresi jiwa yang penuh penghayatan. Bangsa kita dibangun atas pilar-pilar seni dan budaya. Kecintaan kita pada seni dan budaya menunjukkan kecintaan kita pada bangsa kita sendiri.Walau terpisah lorong waktu dan dimensi, tokoh-tokoh tersebut tetap terkenang sebagai maestro seni lukis modern Indonesia. [caption id="" align="aligncenter" width="417" caption="Lorong masuk Museum OHD"]

Lorong pintu masuk Museum OHD

[/caption] Museoum OHD Jalan Jenggolo 14 Magelang 56122 Jawa Tengah - Indonesia Telepon : +62 293 363240 Fax          : +62 293 363216 Surel       : ohd.artmuseum@yahoo.com Tiket masuk (saat penulis berkunjung 4 Mei 2012) Pelajar : Rp50.000,00 Umum : Rp100.000,00 WNA    : Rp150.000,00 Buka setiap hari pukul 10.00 hingga 18.00 Libur hari Selasa Tulisan ini diikutkan dalam : Weekly Photo Challeng (WPC) 24: Interior Photography Silakan berkunjung untuk berbagi dan mengapresiasi karya kampretos yang lain :) Seluruh foto merupakan dokumentasi pribadi penulis menggunakan kamera Canon Ixus 115 HS. Silakan berkunjung ke akun flickR penulis di flickR

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline