Lihat ke Halaman Asli

Kepentingan Amerika di Timur Tengah adalah untuk Minyak dan Israel

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Apakah barat datang ke Libya atas dasar kemanusiaan?

Coba kita lihat kejadian-kejadian beberapa tahun silam yang sangat berkaitan dengan kemanusiaan ketika suatu bangsa dengan semena mena ingin melenyapkan bangsa lainnya tanpa belas kasihan sedikitpun, dan apa yang dilakukan oleh barat yang direpresentasikan oleh Amerika?

Kejadian yang dimulai akhir 2008

Seorang wartawan terkapar ditanah dalam keadaan tidak berdaya. Beberapa kali dia mencoba menganggkat tangannya seperti memberi isyarat bahwa dia adalah wartawan dan jangan ditembak tapi serdadu Israel itu tetap memberondongnya dengan peluru hingga tubuh wartawan itu bergelenjotan lalu tewas mengenaskan. Itu adalah bagian dari episode pembantaian manusia di jalur gaza. Itu adalah bagian dari kekkejaman Israel yang sudah kehilangan hati nurani atau mungkin bahkan tidak punya hati nurani, sebab membunuh anak-anak dan wanita tidak membawa pengaruh apa-apa baginya. Mungkin bangsa ini karena diberikan kelebihan otak yang cerdas, mereka punya sisi lemah yaitu penggunaan hati nurani diabaikan karena itu dianggap tidak penting, tidak realistis, cengeng. Yang realistis adalah apa yang ada dalam pikiran bukan yang ada dalam hati sehingga dengan demikian rasa peri kemanusiannyapun tidak sama dengan manusia biasa tapi lebih memper ke hewan. Akibatnya sifat jahat, merusak, membunuh tidak ada yang mengontrol. Tidak mengenal belas kasihan sebagaimanahalnya hewan, Mungkin itu sudah menjadi sifat dasarnya sehingga kita mau tak mau harus belajar memahami bahwa bangsa yang satu ini memang tidak mempunyai urat belas kasihan.

Orang harus dapat menahan kemarahan ketika mereka dengan semena-mena membantai manusia terutama warga Palestina yang bermukim di Jalur Gaza. Padahal sebelumnya mereka baru saja selesai mengubar nafsu hewaninya dengan mencabut 1000 nyawa warga Libanon yang tidak bersalah hanya gara-gara Hisbullah menawan beberapa serdadunya.
Kemudian, Apabila kita menengok jauh sebelumnya, orang tentu masih ingat pula peristiwa di Kamp pengungsian palestina Shabra dan Shatila dimana pengungsi palestina dibantai habis-habisan oleh tentara Israel tanpa mengenal ampun. Siapa yang mampu berbuat seperti itu kalau bukan orang yang sisi kemanusiaanya hanya setengah setengah?

Sebetulnya mereka ingin membunuhi lebih banyak lagi penduduk Gaza, itulah sebabnya segala bantuan baik yang berupa makanan atau obat-obatan di blokir. Rumah sakit di bom, mereka tidak mau melihat korbannya yang luka menjadi sembuh, mereka tidak puas kalau tidak melihat korbannya mati. Sisi hewan dalam diri mereka betul-betul di “implementasikan” tanpa keraguan. Bahkan sebagian rakyatnya di Israel berduyun-duyun menyaksikan pembantaian itu di sebuah bukit sambil bersuka ria seolah-olah mereka sedang piknik dan menyaksikan suatu pemandangan yang mengasyikkan.Kita jadi kehabisan kata mendiskripsikan kebiadaban bangsa yang satu ini.

Lalu apa yang dilakukan oleh barat atau Amerika? Apakah mereka juga meminta PBB untuk mengeluarkan resolusi larangan terbang di wilayah Israel sebagaimana dilakukan kepada Libya untuk melindungi warga sipil yang dibunuh-bunuhi oleh pasukan Qadafi? Jangankan mendatangkan pasukannya, mengutuk saja Amerika tidak mau, bahkan setiap resolusi yang menyalahkan Israel di Veto oleh Amerika dengan alasan apa yang dilakukan Israel adalah untuk membela diri.

Padahal, peristiwa pembantain yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina merupakan kekejaman yang dilakukan suatu bangsa terhadap bangsa lain, berbeda dengan kasus Libya yang merupakan urusan politik dalam suatu negeri yang berdaulat, suatu negeri yang merdeka, walaupun apa yang dilakukan Qadafi dengan membunuh rtakyatnya sendiri juga tidak bisa dibenarkan

Pemerintah Militer Myanmarpun pernah membantai rakyatnya, tapi apakah Barat menunjukkan kepeduliansebagaiman yang dilakukannya terhadap Libya? Tentu saja tidak sebab Myanmar tidak memiliki arti strategis bagi Amerika dan sekutunya

Amerika akan melakukan apa saja untuk membela eksistensi Negara Israel. Amerika sangat berkepentingan terhadap setiap pergolakan yang terjadi di Timur Tengah. Tidak sedikit biaya yang sudah dikeluarkan Amerika untuk menjinakkan Mesir agar Mesir yang merupakan Negara Arab paling depan berhadap-hadapan dengan Israel, bisa diatur.

Lalu mengapa Barat ikut campur dalam masalah dalam negeri Libya? Jawabannya adalah karena minyak. Amerika tidak ingin Libya jatuh ketangan kelompok yang tidak bisa dikendalikan yang dikemudian hari bisa menjadikan minyak sebagai senjata sehingga bisa merugikan barat. Ini sangat penting bagi Amerika sebab Mesir sepertinya akan terlepas dari kendali dan kalau itu terjadi bisa membahayakan Israel dalam menggencet Palestina. Maka kalau barat masuk ke Libya dan diam-diam membantu oposisi atau pemberontak, mereka bisa merundingkan balas jasa yang akan diberikan kepada Amerika dan sekutunya. Artinya, Libya sudah masuk kedalam cengkraman sekutu tepatnya Amerika sebagaimana Mesir di bawah Presiden Husni Mubarak. Maka kalau Mesir benar-benar lepas, masih ada Libya walaupun tidak bisa diharapkan perannya akan sama seperti Mesir, tapi paling tidak masih bisa dikendalikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline